Guru yang humoris dan ramah
Saat saya sekolah di SMA ada sosok guru matematika namanya pak Santosa. Kalau melihat sosoknya maka akan menilai kalau beliau adalah guru yang galak. Kalau dilihat pelajarannya maka beliau guru yang membuat siswa tegang. Ternyata semua tebakan saya salah. Pak Santosa setiap masuk ke kelas langsung menyapa para peserta didik. Setiap peserta didik saat pak Santosa lagi masuk maka akan selalu ditanya apa yang sedang dilakukan, sehingga timbul obrolan kecil penghantar pelajaran. Saat memulai pelajaran matematika juga peserta didik dibuat nyaman dengan candaan-candaan kecil di awal pembelajaran. Kemudian memberikan pertanyaan urut dengan menyebut nama kami satu persatu yang membuat kami lebih dekat dengan pak Santosa. Kalau jawaban kami benar maka akan ada pujian plus humor dari beliau. Kalau pun salah juga ada candaan yang membuat kami termotivasi. Pelajaran matematika ditangan pak Santosa menjadi pelajaran yang menyenangkan.
Setiap guru memiliki cara mengajar yang berbeda-beda. Ada yang sangat serius tanpa rasa humor, dan ada pula yang sangat humoris. Kalau kita tanya kepada peserta didik guru mana yang menjadi favorit mereka tentu jawabnya adalah guru yang mengajar dengan humor. Walaupun terdapat nuansa humor namun tidak menghilangkan nuansa keseriusan dan kedisiplinan seperti contoh pak Santosa diatas. Sudah diketahui bahwa materi pelajaran memiliki ciri yaitu membosankan dalam muatannya di mana ia mengharuskan konsentrasi pikiran dan hati. Kita sebagai guru akan menemukan peserta didik menguras seluruh indranya untuk menguasai bahan pelajaran yang kita sampaikan.
Walaupun guru memiliki bakat mahir dalam menyampaikan dan bagus dalam menyajikan namun peserta didik tetap saja memiliki kemampuan terbatas dalam menerima pelajaran. Oleh karena itu seharusnya guru menyelipkan candaan di sela-sela pelajaran agar dapat menghilangkan rasa bosan dan jemu yang menyelimuti suasana kelas akibat tumpukan materi pelajaran yang diberikan guru. Manfaat bercanda sesekali waktu di sela-sela pelajaran oleh seorang guru selain akan mengusir rasa bosan dan jemu juga sedikit memberikan rileks bagi otak peserta didik dari keletihan serius menyimak materi guru, juga memberikan kesempatan guru sedikit rileks dengan tingkah laku peserta didik.
Dalam mengajar ada peserta didik yang serius dan memperhatikan pelajaran, namun ada juga yang seenaknya sendiri tanpa memperdulikan gurunya sedang mengajar. Dengan candaan rasa lelahnya akan berkurang, membersihkan pikiran guru lebih fresh dan memberikan suplemen tenaga baru. Peserta didik siap untuk menerima pelajaran dan membuat suasana kelas yang diliputi oleh suasana kejenuhan dapat berubah
Canda atau humor yang dilakukan seorang guru adalah senda gurau dengan peserta didik tanpa mencela dan menghinanya. Namun perlu diingat candaan ini hanya sesekali saja disela-sela materi, canda yang dilarang adalah yang berlebihan dan terus menerus karena melahirkan banyak tawa dan menyebabkan keras hati serta menyibukkan diri dari mengingat Allah SWT. Sedangkan canda yang boleh adalah canda yang sesekali waktu dan untuk kebaikan dimana agar tercipta suasana akrab antara guru dan murid
Dari pembahasan di atas maka dapat disimpulkan bahwa pengaruh positif yang ditimbulkan oleh canda dalam pembelajaran adalah proses belajar mengajar menjadi lebih asyik dan tidak mudah bosan. Dengan hal ini maka suasana belajar menyenangkan, rilex dan tidak kaku. Peserta didik lebih berani mengeluarkan pendapatnya. Kedua terjadi komunikasi dan keakraban antara guru dan peserta didik. Ketiga menjadikan otak sehat dan segar. Keempat meningkatkan prestasi siswa.
Bila dalam mengajar timbul kedekatan dengan peserta didik, maka kehadiran kita sebagai guru pasti akan selalu dinantikan.
Lomba Blog Bulan Februari
Menulis Blog Jadi Buku
Tulisan hari ke 15
Penulis Agung Pramono
Tidak ada komentar:
Posting Komentar