Tampilkan postingan dengan label Cerpen. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Cerpen. Tampilkan semua postingan

Minggu, 17 Maret 2019

LIKA LIKU CINTAKU


         Aku dibesarkan di sebuah desa kecil didaerah Wonogiri, Jawa Tengah. Desaku waktu itu belum ada aliran listrik. Untuk menuju ke daerahku harus melewati jalan bebatuan yang agak susah. Namaku Satria dengan umur 30 tahun memiliki wajah yang biasa saja. Aku orangnya supel dan mudah bergaul sehingga banyak teman termasuk para wanita yang menyukaiku. Bapakku bernama pak Sukarto dan ibuku bernama ibu Suyati. Bapak dan ibuku seorang petani dengan tanah garapan sawah 2 petak kecil. Untuk kehidupan sehari-hari keluarga ku hidup pas-pasan.Walaupun hidup pas-pasan keluarga ku nampak bahagia. Orang tuaku  mempunyai 2 anak yaitu aku Satria dan adikku Yuliani. 
          Keluargaku pekerja keras hingga aku bisa menyelesaikan sekolah SMA dan dengan bantuan saudaraku bisa melanjutkan ke perguruan tinggi. Sedangkan adikku Yuliani sekarang duduk dibangku SMA. Untuk saat ini aku sudah bekerja di Jakarta sebagai guru di sebuah SMK Negeri. Aku menjadi guru honorer dengan gaji yang kudapatkan hanya cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Aku juga menjadi pengajar di lembaga bimbel SD di Jakarta Selatan sepulang dari mengajar. Setiap hari Minggu aku berjualan di lapangan Gelora Senayan sekedar menambah penghasilan. 
         Sebelum bekerja di Jakarta, aku pernah menjalin asmara dengan Ratna gadis ayu yang mempunyai senyum yang menawan. Berkulit kuning langsat dan mempunyai potongan rambut pendek. Ratna orangnya baik dan mudah bergaul pula sehingga banyak pemuda desanya yang mengejar cintanya. Beruntunglah aku mendapatkan cinta Ratna. Aku mengenal Ratna semenjak SMP dan saat SMA aku menaruh rasa cinta padanya. Cintaku bersemi dibangku SMA. Saat  sekolah setiap hari kami datang dan pulang sekolah selalu bersama. Saat aku kerumahnya kukatakan cinta dan Ratna menerimanya.   
          Cinta saat SMA memang begitu indah dan menyenangkan. Kedekatan kami juga sudah diketahui kedua orang tua masing-masing dan tidak ada keberatan antar orang tua. Mereka menganggap kedekatan kami masih seperti teman biasa. Benar saja cinta kami harus berpisah saat kami lulus dari SMA.
" Ratna setelah SMA kamu mau melanjutkan sekolah nggak "? tanyaku saat pulang sekolah
" Aku nggak sekolah Satria, aku ingin kerja saja" jawab Ratna.
Itulah percakapan terakhir kami sebelum berpisah selepas dari SMA. Maka sejak perpisahan itu kami tidak bertemu, Ratna bekerja di Sukoharjo sedangkan aku dengan bantuan dana dari saudaraku meneruskan sekolah di Solo. 
          Lima tahun berlalu, tanpa sengaja kami bertemu saat aku pulang dari Solo dan Ratna pulang dari Sukoharjo. Saat kami bertemu nampak ada perubahan pada dirinya. Ratna menjaga jarak denganku. Sebelum kami berpisah Ratna mengatakan bahwa dia akan menikah dengan rekan kerjanya. Mendengar berita tersebut aku kaget dan nggak terima. Jiwaku berontak  badanku lemas seakan tidak ada kekuatan.
“Ratna benarkah yang kau katakan “ tanyaku lirih.
“Iya benar, Satria. Orang tuaku telah menjodohkan aku dengan Rustam.” jawabnya
Akhirnya pertemuan yang tidak sengaja tersebut meninggalkan kesedihan dihatiku setelah mengetahui Ratna sudah bertunangan dengan rekan kerjanya. Hatiku hancur mendengar hal tersebut maka setelah lulus aku mengembara ke Jakarta untuk menghilangkan bayangan Ratna.
*****
         Setelah bekerja selama 6 bulan di Jakarta aku berkenalan dengan gadis tetangga kontrakan. Aku berkenalan dengan Sarah gadis dari Pekalongan dengan perawakan tinggi semampai, berkulit hitam manis dan baik hati. Sarah bekerja di sebuah kantor di Tanah Abang. Awal pertemuan yang tidak sengaja yaitu saat Sarah salah menegurku yang dia kira aku teman SMA nya. Ternyata kesalahan ini membuat jalan perkenalanku. Hubunganku dengan Sarah semenjak perkenalan itu semakin akrab saja. Tiap ada kesempatan diwaktu istirahat pasti Aku menelepon Sarah hanya sekedar mengabarkan keadaannya.
“Assalamu alaikum Sarah, bagaimana kabarmu “? sapaku diujung telepon
“Wa alaikum salam, mas Satria. Kabarku baik-baik saja” sahut Sarah
“ Bagaimana hari Minggu kita main yuk ke Monas “ ajakku
“ Ngapain ke Monas, emang nggak ada tempat lain ya “ canda Sarah
“ Monas kan gampang ke sananya dan nggak banyak ongkos “ jawabku polos.
“ Baiklah kalau begitu, aku dijemput ya “ pinta Sarah
“Ok..” balasku dengan penuh kegirangan.
          Akhirnya waktu yang ditentukan tiba untuk pergi ke Monas. Aku menjemput Sarah untuk menjalin hubungan yang lebih baik lagi. Disana kita bercerita dan bercanda sehingga aku sudah mulai bisa melupakan sosok Ratna cinta pertamaku. Kami menutup jalan-jalan di Monas dengan perasaan bahagia dan mulai lah tumbuh perasaan suka diantara kami. Akhirnya setiap hari Minggu aku selalu melewatkan bersama dengan Sarah pergi ke tempat rekreasi di Jakarta.
*****
        Sore itu aku pulang mengajar ikut bus kota mengarah ke Blok M. Seperti biasa bus kota penuh dengan penumpang, membuat aku harus berdiri. Disaat bus kota akan memasuki terminal Blok M, aku kaget saat pandanganku menatap gadis yang sedang duduk di bus kota tersebut. Gadis yang tak asing lagi bagiku yaitu Ratna, teman sekolahku yang menjadi cinta pertamaku. Akhirnya kudekati Ratna dan kuajak turun diterminal Blok M. Kami menyusuri terminal Blok M menuju taman yang berada di area terminal Blok M. Di bawah pohon yang rindang akhirnya aku memulai obrolan.
“ Ratna, kok kamu ada di Jakarta?” tanyaku
“Iya Satria, aku sudah seminggu bekerja di Jakarta” jawabnya.
“ Bukannya kamu juga mau menikah dengan rekan kerjamu “ tanyaku lagi sembari menatap wajah Ratna.
“ Tidak jadi Satria, rekanku menggagalkan pertunangan kami dan menikah dengan gadis tetangganya dikampung “ jawab Ratna dengan lugasnya tanpa ada kesedihan sedikitpun.
Aku yang mendengarnya sebetulnya sedih tetapi juga bahagia. Sedih karena Ratna tidak jadi menikah. Sedangkan bahagia karena ada kesempatan untuk menyambung lagi percintaan kami yang sempat terputus.
“Berarti kamu sekarang sendiri lagi dong” tanyaku dengan semangat
“Iya Satria, aku sendiri lagi “ jawabnya
“Ya sudah kita sambung kembali cinta kita yang pernah putus yuks” ajakku kepadanya
“Memang Satria  masih mau denganku, kan aku pernah mengecewakanmu”jawabnya sambil meneteskan air mata. Nampak Ratna menangis mungkin ingat bahwa dia dulu pernah mengkhianatiku.
“ Sudahlah yang berlalu biarlah berlalu, mari kita sambung lagi tali yang pernah putus” ajakku.
Ratnapun menganggukkan kepala tanda setuju sambil mengusap air matanya.
Akhirnya di terminal Blok M kuputuskan untuk kembali lagi menjalin cinta dengan Ratna teman sekolahku. Namun aku harus berterus terang dengan Sarah gadis manis yang ku kenal di Jakarta yang sudah hadir mengisi hari-hariku.
*****
         Aku bertemu dengan Sarah di TMII, tempat yang sudah kita sepakati bersama. Setelah bertemu aku ingin mengutarakan apa yang sudah kuputuskan untuk berpisah dengan Sarah. Belum sempat aku berbicara dengannya, Sarah mengatakan bahwa orang tuanya menunggu kedatanganku dirumahnya untuk segera meminangnya, untuk segera menikahinya. Mendadak kepalaku pusing mendengar hal yang diluar dugaanku. Padahal sebelumnya aku sudah putuskan untuk kembali menjalin cinta dengan Ratna. Sarah kuanggap masih dalam masa penjajakan tetapi ternyata orang tuanya berpikir lebih dan mengharapkan ku cepat melamarnya.
“Satria, mengapa kau malah diam” tanya Sarah membuyarkan pikiranku yang bingung.
“Sarah, boleh aku berbicara terus terang “ tanyaku pada Sarah
“ Boleh, kenapa tidak “ jawabnya.
 “Begini Sarah, aku mengenalmu, dan mulai memahamimu bahkan sudah mulai tumbuh benih-benih cinta dihatiku. Namun aku harus berterus terang bahwa aku bertemu lagi dengan Ratna yang pernah aku cintai, jadi mohon ridhamu aku harus memilih Ratna ya “ pintaku.
Sarah yang mendengar penjelasanku awalnya tidak menerimanya dan marah padaku, namun dengan penjelasan yang lama, akhirnya Sarah pasrah dan menerima keputusanku.
        Akhirnya aku meneruskan cintaku yang pernah hilang dengan Ratna dan karena aku terhimpit dua cinta maka harus ada cinta lain yang dikalahkan. Aku bukan sengaja mempermainkan hati wanita, tetapi keadaanlah yang membawa aku harus memilih salah satu wanita tersebut dan tidak ada niatan untuk menyakiti hati seorang wanita
                                                              ==Tamat==

Selasa, 12 Maret 2019

CINTA ABADI


Cinta membuat kita senang. Pun cinta membuat hati meradang. Apakah kita merasakan datangnya cinta. Apakah kita bergembira dengan adanya cinta. Bagaimana rasanya kala cinta itu datang untuk pertama kalinya.
******

         Aku tak tahu pasti cinta pertama itu yang seperti apa. Saat ku sekolah SMA aku belum berani yang namanya pacaran. Namun saat SMA aku mengenal gadis yang cantik jelita berambut panjang dengan pembawaan yang kalem. Gadis ini sebut saja Ratna sebetulnya sudah ku kenal sejak SMP namun masih ku anggap teman biasa. Saat SMA inilah diam- diam ku memperhatikannya terutama saat datang ke sekolah dan saat pulang sekolah.
          Aku dan Ratna berangkat sekolah kadang bersama satu angkutan kota namun lebih sering berangkat tidak bersama. Saat sampai gerbang sekolah aku dan Ratna bertemu pandang dan saling melempar senyum. Apakah bentuk perhatianku kepada Ratna ini termasuk cinta pertama, entahlah. Yang pasti ada rasa rindu apabila kami tidak bertemu.
          Karena seringnya pertemuan kami akhirnya kami sering bercanda saat berjumpa hingga pertemanan kami semakin akrab. Namun pertemanan ini belum berlanjut ke pertemanan yang lebih serius karena aku tidak punya keberanian untuk mengungkapkan kata "cinta" . Saat Ratna belum sampai sekolah aku selalu menunggunya didepan gerbang sekolah. Begitu juga saat aku belum sampai Ratna dan temannya gantian yang menunggu. Inilah yang bisa kami lakukan yang menimbulkan perasaan aneh di hati ini.
          Saat pulangpun kami bertemu sekedar saling sapa dan melempar senyuman. Kadang kami pulang bersama satu angkutan kota kadang kami pulang sendiri. Pertemanan kami berjalan terus sampai kami lulus dari SMA. Setelah lulus akhirnya kami berpisah sebelum ada kata cinta terucapkan.
" Ratna setelah SMA kamu mau melanjutkan sekolah nggak "? tanya ku saat pulang sekolah
" Aku nggak sekolah Agung, aku ingin kerja saja" jawab Ratna.
Itulah percakapan terakhir sebelum kami berpisah selepas dari SMA. Pertemuan terakhir itu membekas di hati saat Ratna mau kuajak sekedar jalan-jalan ke kota Baturetno. Aku mengajak Ratna makan bakso di kota Baturetno. Kami bercerita, bertukar pikiran dan bercanda. Pokoknya sore itu sehabis pulang sekolah aku manfaatkan sebaik mungkin bersama dengan Ratna. Nampak ada wajah yang ceria pada diri Ratna dan saat selesai makan bakso aku katakan padanya.
“Ratna, sudah lama aku memendam perasaan aneh ini” kataku memulai pembicaraan
“ Perasaan aneh apa Agung “? Tanya Ratna seakan tidak sabar ingin mengetahui jawabannya.
“Kita tahu, kita sudah kenal lama, kita juga saling perhatian. Apakah Ratna sudah punya pacar ? Kalau belum apakah Ratna mau menerima cintaku “tanyaku dengan perkataan dan pertanyaan yang memberondong seperti peluru keluar dari pistolnya.
Lama Ratna tidak menjawabnya, entah apa yang dia pikirkan, sampai akhirnya keluarlah dari bibirnya yang tipis jawaban yang membuatku terbang tinggi melayang di awan.
“iya Agung, aku mau menerima cintamu apa adanya “ jawab Ratna lirih
“ Alhamdulillah…!! Teriakku kencang sambil memegang lembut tangan Ratna.
Diterminal bis kota Baturetno sore itu menjadi saksi bahwa aku mengutarakan cintaku yang pertama yang sudah beberapa waktu aku pendam dalam-dalam. Setelah kejadian yang menyenangkan tersebut akhirnya kami pulang ke rumah masing-masing dengan naik bus kecil. Di dalam bus yang ada hanya cerita ceria diantara kita.
*******
          Semenjak itu kami terpisah cukup lama, aku meneruskan kuliah di perguruan tinggi negeri di Solo sedangkan Ratna bekerja di Sukoharjo. Jarak dan waktu telah memisahkan kita, tidak ada kabar berita diantara kita berdua. Kita belum punya handphone sehingga tidak bisa mengirim kabar. Cinta yang ada perlahan mulai pudar seiring terdengar Ratna akan menikah dengan rekan kerjanya.
         Setelah 4 tahun berpisah aku dan Ratna dipertemukan lagi dalam bis kota Aneka Jaya saat aku pulang dari kuliah akhir pekan dari Solo sedangkan Ratna pulang dari bekerja di Sukoharjo. Tanpa sengaja aku bertemu Ratna yang sekarang lebih cantik dan  lebih menarik dibanding saat SMA. Namun pertemuan ini dingin terasa karena dibayanganku Ratna sudah milik orang lain. Sangat disayangkan aku tidak bertanya langsung pada Ratna betul tidak dia akan menikah. Egoku lebih besar sehingga aku hanya diam saja saat bertemu tadi.
          Lama kami tidak bertemu, aku akhirnya pergi ke Jakarta untuk mencari kerja. Aku bekerja menjadi guru di salah satu sekolah STM swasta di Jakarta. Ternyata Ratna juga ada di Jakarta, Allah takdirkan kami bertemu. Akhirnya aku tanyakan tentang kabar bahwa dia mau menikah dengan rekan kerjanya. Ternyata dia tidak jadi menikah karena tidak disetujui orang tuanya. Akhirnya ku tegaskan lagi cintaku padanya dan Ratna menerimanya dengan tulus. Inilah cinta pertamaku karena cinta inilah yang menghantarkanku ke jenjang pernikahan.
                                                                ==Tamat==

CINTA PERTAMA



         Satria itu nama pemuda desa, berumur 30 tahun. Memiliki wajah yang sebetulnya  ketampanannya biasa saja cuma karena dia pandai bergaul maka banyak yang menyukainya. Satria dilahirkan dilereng gunung payung desa Sukarindu dikecamatan Giriwoyo Wonogiri. Bapaknya bernama pak Sukarto dan ibunya bernama ibu Suyati. Bapak dan ibunya seorang petani dengan tanah garapan sawah 2 petak kecil. Untuk kehidupan sehari- hari selain petani pak Sukarto juga seorang pedagang hewan. Saat hari pasaran hewan di Pracimantoro pak Sukarto menjual kambing atau sapi yang dibelinya dari tetangganya. Untuk kehidupan sehari-hari keluarga ini hidup pas-pasan.
         Walaupun hidup pas-pasan keluarga pak Sukarto nampak bahagia. Mereka mempunyai 2 anak yaitu Satria dan Yuliani. Keluarga ini pekerja keras hingga Satria bisa menyelesaikan sekolah SMA dan dengan bantuan saudaranya bisa melanjutkan ke perguruan tinggi. Sedangkan Yuliani sekarang duduk dibangku SMA. Untuk saat ini Satria sudah bekerja di Jakarta sebagai guru di sebuah SMK Negeri. Satria menjadi guru honorer sehingga untuk gaji yang didapatkan hanya cukup untuk memenuhi kebutuhan harian bahkan kurang. Satria juga menjadi pengajar di lembaga bimbel SD di Jakarta Selatan sepulang dari mengajar. Setiap hari Minggu berjualan di lapangan Gelora Senayan sekedar menambah penghasilan.
         Sebelum bekerja di Jakarta, Satria pernah mengutarakan cinta pertama nya dengan Ratna gadis ayu dengan kulit kuning langsat dan senyumnya yang menawan. Dengan potongan rambut yang pendek membuat dia banyak dikejar para lelaki. Beruntunglah Satria mendapatkan cinta Ratna. Mereka sudah kenal sejak SMP dan saat SMA cinta mereka bersemi. Ibaratnya saat sekolah mereka tidak terpisah selalu bersama baik saat datang maupun pulang ke sekolah. Gita cinta SMA semakin menegaskan cinta mereka. Cinta mereka juga sudah diketahui kedua orang tua masing-masing dan tidak ada keberatan antar orang tua. Cinta Satria dan Ratna harus berpisah saat mereka lulus dari SMA.
" Ratna setelah SMA kamu mau melanjutkan sekolah nggak "? tanya Satria saat mereka pulang sekolah
" Aku nggak sekolah Satria, aku ingin kerja saja" jawab Ratna.
Itulah percakapan terakhir mereka sebelum berpisah selepas dari SMA. Maka sejak perpisahan itu mereka tidak bertemu, Ratna bekerja di Sukoharjo sedangkan Satria dengan bantuan dana dari saudaranya meneruskan sekolah di Solo. Pernah suatu saat mereka bertemu namun pertemuan tersebut hanya sekedar basa basi dan meninggalkan kesedihan dihati Satria setelah mengetahui Ratna sudah bertunangan dengan rekan kerjanya. Hati Satria hancur mendengar hal tersebut maka setelah lulus dia mengembara ke Jakarta untuk menghilangkan bayangan Ratna.
*******
         Setelah bekerja selama 6 bulan Satria berkenalan dengan tetangga kontrakannya. Satria berkenalan dengan Sarah gadis dari Pekalongan dengan perawakan tinggi semampai, hitam manis dan baik hati. Sarah bekerja di sebuah kantor di Tanah Abang. Awal pertemuan yang tidak sengaja yaitu saat Sarah menegur Satria yang dia kira teman SMA nya. Ternyata kesalahan ini membuat jalan perkenalan mereka. Maka semenjak itu perkenalan mereka semakin akrab saja. Tiap ada kesempatan diwaktu istirahat pasti Satria menelepon Sarah hanya sekedar mengabarkan keadaannya.
          Namun saat cinta Satria kepada Sarah sedang mesra-mesranya, tanpa sengaja Satria bertemu kembali dengan Ratna di stasiun Tanah Abang. Pertemuan tersebut digunakan oleh Ratna untuk menjelaskan kepada Satria tentang kesalahpahaman bahwa Ratna akan menikah dengan rekan kerjanya itu hanya cerita bohong. Mendengar hal tersebut Satria jadi bingung di satu sisi ada Sarah yang menemani dia, disatu sisi cinta pertamanya kembali lagi. Kepala nya pusing apalagi Sarah mengatakan orang tuanya menunggu kehadirannya untuk meminangnya. Namun akhirnya Satria memilih Ratna sebagai pilihannya untuk menjadi calon istrinya karena dia mengenal Ratna sejak lama. Ternyata pilihan Satria tepat dimana akhirnya Ratna menjadi jodohnya, menjadi istrinya dan menjadi calon ibu bagi anak-anaknya. Cinta pertama memang dahsyat effeknya terhadap perjalanan hidup manusia.

Minggu, 20 Januari 2019

JANJI PERTAMA YANG GAGAL




Sore itu aku baru saja turun dari bis Aneka Jaya untuk berlibur akhir pekan di kampung halaman yaitu di Giriwoyo. Saat aku berjalan menuju tempat pemberhentian angkot, langkahku terhenti. Mata ku tak berkedip memandang gadis ayu di dekat angkot yang berambut pendek, berkulit kuning langsat. Dadaku bergemuruh, jantungku berdetak kencang saat melihat Zaenab  teman SMP dan SMA ku
********
            Setelah menyelesaikan kuliah di Solo, aku langkahkan kakiku untuk mencoba peruntungan mencari rizki, mengadu nasib  di kota Jakarta. Dengan berbekal sarjana pendidikan aku berangkat ke Jakarta. Awal-awal mengadu nasib aku melamar beberapa perusahaan dengan menggunakan ijazah SMA, namun tak satupun perusahaan yang berminat untuk merekrut aku menjadi karyawannya. Akhirnya dengan ijazah sarjana aku bisa diterima bekerja sebagai guru honor, yang waktu itu penghasilan guru honor sangatlah rendah. Namun karena keinginan untuk menjadi PNS pekerjaan menjadi guru honor tetap aku lakukan.
               Di Jakarta aku bertemu dengan teman-teman SMA dan setiap beberapa bulan kami bertemu untuk sekedar bercerita pengalaman hidup di Jakarta.  Untuk pertemuan berikutnya sudah kami sepakati yaitu di Blok M, Jakarta Selatan. Teman-teman SMA ada sekitar 10 orang yang berada di Jakarta untuk mencari rizki dengan jenis pekerjaan yang berbeda-beda. Akhirnya waktu yang kunanti akhirnya datang juga, minggu pagi, tanggal 14 januari 2001 bertempat di Blok M.
            Pertemuan reuni SMA untuk kali ini ada yang berbeda yang membuat hati ku berbunga-bunga, yaitu saat teman kelasku Ratna mengajak tetangganya bernama Zaenab yang juga satu SMA namun lain jurusan. Saat datang aku tidak mengira bahwa Ratna membawa temannya. Saat mendekat dan ku tahu bahwa ada Zaenab di samping Ratna, langsung saja tangan Zaenab aku jabat erat. Bagiku Zaenab tidak asing lagi, aku mengenalnya, ya sangat mengenalnya.
         Pertemuan terakhirku dengan Zaenab 7 tahun yang lalu menyisakan kenangan yang tak mungkin begitu saja hilang. Zaenab adalah temanku di SMPN Giriwoyo selama 3 tahun kita saling mengenal. Perkenalan kami lanjut ke tingkat SMA saat aku dan Zaenab sama-sama meneruskan sekolah di SMA N 1 Baturetno. Setelah itu kami berpisah hingga 4 tahun, hingga sekitar tahun 1996 aku bertemu lagi di terminal Baturetno.
         Sore itu aku baru saja turun dari bis Aneka Jaya untuk berlibur akhir pekan di kampung halaman yaitu di Giriwoyo. Saat aku berjalan menuju tempat pemberhentian angkot, langkahku terhenti. Mata ku tak berkedip memandang gadis ayu di dekat angkot yang berambut pendek, berkulit kuning langsat. Dadaku bergemuruh, jantungku berdetak kencang saat melihat Zaenab teman SMP dan SMA ku. Entah mengapa saat sekolah di SMP dan SMA  rasa hati ini biasa saja, namun sekarang terasa berbeda sekali, ada perasaan lain . Hati ini berbunga-bunga . Zaenab yang ku kenal dulu lain dengan sekarang, dia sudah berubah, nampak cantik dan menarik hati.
             Saat aku mendekat ke arahnya, entah mengapa Zaenab langsung naik ke angkot dan langsung jalan. Tiada kata sepatah pun dari kami. Aku termenung menyesal, kenapa aku tidak segera menyapanya dan mengapa aku hanya terdiam saat angkot sudah jalan. Akhirnya pertemuanku sore itu menyisakan kenangan yang mendalam. Dari sorot wajahnya tadi, dia memberikan senyuman seakan-akan dia juga membalas apa yang ku rasa. Namun tetap saja hatiku saat itu tidak lega karena tidak saling berbicara.
            Maka pertemuan di Blok M ini tidak aku sia-siakan dan Zaenab langsung ku ajak ngobrol, dan langsung ke sasaran.
“ Zaenab, gimana kabar mu ? Aku kangen sudah 7 tahun nggak bertemu” tanyaku langsung tanpa basa basi.
“ Baik , Rano . kabarku baik-baik saja.” Jawabnya sambil memberikan senyuman
“Zaenab, sudah punya pacar belum ? tanyaku lagi tanpa menghiraukan temanku yang lain.
Sambil tertawa Zaenab menjawab” belum “
Kemudian aku pun semakin semangat, “ Sudah ama aku saja ya “ timpalku
“ Bisa aja, kamu Rano” sambil tersenyum.
           Sejak pertemuan itu, aku langsung meminta nomor teleponnya agar pertemuan ini berlanjut lebih akrab lagi. Setelah satu jam pertemuan reuni SMA di Blok M akhirnya selesai, aku dan Zaenab akhirnya berpisah.
             Setelah 3 hari semenjak pertemuan itu, aku telpon Zaenab namun berkali-kali tidak diangkat. Aku telpon selama 3 hari berturut-turut, namun tidak ada jawaban sama sekali. Akhirnya aku pun berkata dengan diri sendiri “ Kalau memang jodoh ya insya Allah jadi, tapi kalau nggak jodoh ya pasti nggak jadi “. Sekedar untuk menghibur diri saja. Semenjak itu pula aku sudah tidak mau menghubungi Zaenab lagi, hingga seminggu berikutnya ada telpon yang masuk.
“ Assalamu Alaikum, Rano, gimana sehat “ ? Tanya nya dari seberang telpon
“Wa alaikum salam, sehat Zaenab, kok lama nggak bisa tersambung ya” jawabku
“ iya, lagi banyak kerjaan “ jawabnya.
“ Oo iya, Zaenab  yuk kita ketemuan yuks” ajakku untuk bertemu.
“ Nggak bisa, Rano. Paling bisa pulang kantor”
“ Ok nggak apa-apa, aku siap kok” timpalku.
           Akhirnya aku berjanji untuk bertemu dengan Zaenab, hari Jumat sepulang jam kantor yaitu jam 17.00WIB bertempat di Halte Saharjo. Di hari Jumat yang sudah kami sepakati, aku pulang mengajar jam 15.00 WIB. Setelah sholat ashar aku pun menuju halte Saharjo yang sudah kita sepakati. Sampai di halte aku pun mengambil posisi duduk yang nyaman karena memang aku harus menunggu sekitar 2 jam. Sambil melihat lalu lalang bis metromini dan mobil di Jalan Saharjo aku tetap sabar menunggu Zaenab yang akan datang jam 17.00 WIB. Inilah permulaan perjuangan mencari cinta anak manusia, jadi ya harus sabar menunggu.
            Setelah tepat jam 17.00 WIB Zaenab belum juga datang. Jam pun bergerak 15 menit, 30 menit Zaenab belum juga datang sampai tepat jam 18.00 Zaenab member kabar bahwa dia tidak bisa datang karena kerjaan banyak. Dia hari ini akan lembur. Mendengar kabar dari Zaenab antara marah, kecewa dan kesal menjadi satu karena aku menunggu sudah lama namun janji yang dia berikan ternyata kosong belaka. Namun di akhir telepon dia berkata kapan-kapan lain hari akan diusahakan. Inilah yang membuat aku masih punya pengharapan
         Seminggu sejak janji bertemu yang gagal telah berlalu, aku pun sudah tidak berharap banyak lagi. Sudah dua kali sebetulnya hati ini kecewa dengan dia, namun mau bagaimana lagi mungkin sudah takdir aku tidak berjodoh dengannya. Namun kali ini Zaenab yang menghubungi ku untuk janjian lagi bertemu, aku pun mengiyakan.
       Akhirnya janji yang ke dua ini terlaksana, aku jemput dia ditempat kakaknya di kawasan Kampung Melayu. Kita akhirnya bisa bertemu untuk jalan ke tempat rekreasi.
“ Zaenab, mau kah kamu menjadi jodohku” tanyaku sembari mengiba kepadanya
“ Memang Rano mau dengan ku “ Jawabnya
“Mau, mau, mau….” Jawabku kegirangan seperti anak kecil.
        Akhirnya pada pertemuan itu kami berjanji untuk menjalin hubungan pertemanan ini agar sampai ke jenjang pernikahan. Tidak ada kata-kata romantis dariku karena memang aku memang tidak bisa romantis. Namun aku bertekad dan berjanji untuk menjaga hubungan ini dengan sebaiknya
Zaenab ini pada akhirnya menjadi jodohku. Dan aku semakin yakin bahwa memang jodoh itu rahasia Allah saja. Kalau aku tahu bahwa Zaenab itu adalah jodohku tentu dari sekolah SMP dan SMA aku akan selalu disampingnya. Tapi itulah jodoh yang mendapatkannya perlu perjuangan yang berliku-liku.
                                                                     ==Tamat==




HAKEKAT GURU

HAKEKAT GURU Pengertian guru menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia memiliki arti orang yang mengajar. Jika profesinya mengajar baik di seko...