16. Guru yang
sederhana dan jujur
Guru akan
berkomunikasi dan berinteraksi sosial dengan peserta didik di ruang kelas. Maka
kegiatan belajar akan berjalan lancer apabila sudah terjalin hubungan sosial
yang harmonis antara kedua belah pihak. Guru adalah seseorang yang mengajar
didepan kelas. Gerak-gerik guru menjadi pusat perhatian peserta didik. Apabila
perilaku guru menampakkan kekayaan dan kesombongan maka peserta didik akan
enggan untuk lebih akrab dengan gurunya. Namun apabila kederhanaan yang ditampilkan
maka akan membuat peserta didik menjadi lebih dekat. Guru yang sederhana adalah
guru yang ditunggu kehadirannya dijaman sekarang ini, dimana kekayaan kadang
menjadi parameternya. Kesederhanaan hendaknya senantiasa ditunjukkan oleh para
guru. Dahulu kala para guru sejati hidup dalam kesederhanaan. Kemewahan harta
dunia atau materi lainnya sering dihilangkan dalam kehidupan mereka. Kemewahan
dan kemegahan duniawi, bagi guru sejati adalah penghalang bagi datangnya ilmu
sejati sekaligus kesempurnaan. Maka para guru sekarang juga harus membudayakan
kesederhanaan itu dalam penampilan dan sendi kehidupan lainnya. Kesederhanaan
itu tidak identik dengan kemiskinan seseorang yang berpenampilan sederhana
bukan berarti yang bersangkutan tidak memiliki harta benda. Maka ketika guru
berpenampilan sederhana itu bukan berarti guru yang bersangkutan miskin. Secara
singkat sederhana itu artinya mampu mengaktualisasi secara efektif dan efisien
tidak nampak kemewahan dalam penampilannya sehingga akan mendekatkan dengan para
peserta didiknya. Kesederhanaan guru dapat dilihat dari indikator yang pertama
yaitu bersahaja. Kedua tidak bermewah-mewahan baik penampilan maupun model
hidupnya. Ketiga tidak berlebihan dalam mempergunakan apa saja . Keempat tepat
guna artinya memanfaatkan segala sesuatu secara tepat dan memiliki kegunaan
atau kontribusi positif.
Seorang
guru harus memberikan menjadi teladan dan memberikan nasehat kepada peserta
didik bahwa peserta didik harus menjadi orang yang jujur. Hiduplah dengan
jujur. Misalnya seorang guru sudah berpesan agar peserta didiknya jujur dalam
menempuh ujian sekolah. Jangan demi nilai yang tinggi harus menghalalkan segala
cara untuk mencontek. Dengan nasehat dari guru tersebut maka peserta didik akan
mengikuti bila dia mengetahui bahwa gurunya adalah seorang guru yang jujur.
Dalam situasi
lain seorang guru diuji dengan kejujurannya saat ditanya tentang suatu ilmu
oleh para peserta didik yang tidak dia ketahui jawabannya. Karena gengsi dicap
tidak tahu, ada guru yang terpaksa berbohong. Dia tetap memberikan jawaban atas
pertanyaan peserta didik tanpa didasari ilmu. Hal ini tidak bisa dibenarkan.
Jawaban guru bisa menimbulkan kekeliruan pemahaman kepada para peserta didik.
Suatu saat para peserta didik mengetahui kesalahan guru tersebut. Maka guru
tersebut akan dicap guru yang berbohong kepada peserta didik. Akhirnya tidak
mempercayai lagi ilmu yang disampaikan oleh guru mereka.
Semua
karakter yang dimiliki guru seperti yang sudah dibahas sebelumnya seakan tak
akan berguna apabila guru tersebut tidak jujur. Maka guru yang jujur merupakan
guru yang didambakan oleh peserta didik. Seorang guru yang jujur akan selalu
menjadi teladan peserta didiknya. Sifat jujur adalah sifat yang seharusnya
melekat dan selalu ada pada seorang pengajar. Jika sifat itu hilang maka dia
akan kehilangan kepercayaan peserta didik akan ilmunya dan
pengetahuan-pengetahuan yang disampaikan kepada mereka. Karena peserta didik
pada umumnya akan menerima setiap apa yang dikatakan oleh gurunya. Maka jika
peserta didik menemukan kedustaan pada gurunya disebagian perkara, hal ini
otomatis akan membias kepadanya, menjadikan jatuh dihadapan peserta didiknya.
Seorang
guru juga harus memberikan arahan kepada peserta didiknya bahwa sikap jujur
akan menghantarkan pelakunya menuju kebaikan dan nantinya membawa ke surga-Nya.
Kejujuran seorang pengajar akan menanamkan rasa percaya peserta didik kepadanya
dan kepada perkataannya serta menghormatinya. Seorang guru akan memberikan
materi pelajaran dimana peserta didik akan mengikuti dengan seksama karena
mengetahui gurunya adalah seorang yang jujur. Kejujuran seorang pengajar akan
terlihat pada konsekuensi-konsekuensi tanggung jawab yang dipikul diatas
pundaknya, yang mana mentransfer pengetahuan lengkap beserta hakikat dan
pengetahuan yang dikandungnya kepada para generasi penerus.
Jika
seseorang guru tidak mempunyai karakter jujur pada dirinya maka dia akan
mentransfer ilmu penengetahuan dengan serba kurang dan tidak lengkap. Halikat
dan pengetahuan yang tidak sesuai dengan bentuk yang seharusnya dia transfer.
Apabila peserta didik terbiasa menerima sikap tidak baik dari sang guru,
barangkali guru sudah merasa menganggapnya bagus maka dia termasuk orang yang
menzalimi orang lain. Hal ini perbuatan yang berbahaya bagi peserta didik dan
masyarakat sekitarnya.
Guru
yang berkata “aku tidak tahu” bukanlah sebuah aib. Jika guru memang tidak
mengetahui ilmu dan jujur mengakui hal ini tak menunjukan kekurangan ilmunya
tapi justru menunjukkan kesempurnaan ilmunya. Guru seperti ini bisa mencegah
kesesatan ilmu karena ucapannya tak berdasarkan pemahaman ilmu yang
dimilikinya. Ilmu yang kita miliki hanyalah sebatas tepian lautan dan takpernah
sampai lautannya. Semakin kita banyak mencari ilmu maka semakin kita ini
mengetahui kekurangan kita. Maka tak ada seorangpun yang bisa menguasai seluruh ilm kecuai atas
izin-Nya. Semoga dengan kejujuran kita sebagai guru yang berterus terang
mengatakan aku tidak tahu karena memang tidak tahu kepada peserta didik akan
membuat kita menjadi guru yang dirindukan oleh peserta didik kita.
Lomba Blog Bulan Februari
Menulis Blog Jadi Buku
Tulisan hari ke 25
Penulis Agung Pramono
Tidak ada komentar:
Posting Komentar