Selasa, 12 Maret 2019

Bagaimana Agar Rumah Tangga Tetap Harmonis

Rumah tangga di bangun dari dua insan yang berbeda jenis kelamin, dua insan yang lahir dari dua ibu yang berbeda, dua anak manusia yang terlahir dan besar dari lingkungan yang berbeda. Kedua insan ini disatukan lewat perkawinan diharapkan menjadi satu keluarga yang sakinah  mawaddah  warohmah. Apakah kalau sudah disatukan tidak ada perbedaan lagi ? jawabannya tentu pasti ada. Lalu  bagaimana kita  sebagai suami istri tersebut bisa meminimalisir perbedaan tersebut agar keluarga menjadi keluarga yang harmonis


Keluarga menurut tata bahasa Indonesia berarti ibu dan bapak beserta anak-anaknya, orang seisi rumah yang menjadi tanggungan, kaum / sanak saudara, kaum kerabat yang sangat mendasar dalam masyarakat.Keluarga merupakan unit terkecil didalam masyarakatyang terdiri dari kepala keluarga dan anggota keluarga yang tinggal di suatu tempat dan didalam satu atap dengan saling ketergantungan. Didalam keluarga ada bapak, ibu dan anak atau bias juga bapak dan anak atau ibu dan anak. Dalam keluarga diikat oleh hubungan darah, perkawinan atau adopsi. Yang memiliki peran masing-masing sosial dan hidup bersama di masyarakat

Sedangkan kata harmonis menurut tata bahasa adalah bersangkut paut dengan (mengenai) harmoni; seia sekata. Jadi Harmonis berarti kondisi seia sekata diantara anggota keluarga. Keharmonisan akan terwujud jika didalamnya ada sikap saling menghargai dan menyayangi antar anggota keluarga. Alangkah indahnya apabila keharmonisan ini dapat terwujud.

Definisi keluarga harmonis yaitu keluarga yang terdiri dari ibu dan bapak beserta anak-anaknya  yang seia sekata saling menghargai dan menyayangi  antar anggota keluarga. Keluarga harmonis juga bisa diartikan keluarga yang rukun berbahagia, tertib, disiplin, saling menghargai, penuh pemaaf, tolong menolong dalam kebaikan antar anggota. Keluarga bisa harmonis apabila anggota keluarga, suami-istri dapat rukun jika masing-masing mensyukuri apa yang ada pada pasangannya.

Perbedaan dalam keluarga merupakan hal biasa karena suami istri adalah dua orang yang berbeda, yang dibesarkan oleh keluarga yang berbeda untuk itu diperlukan saling pengertian  kedua belah pihak agar dapat menyesuaikan diri. Keluarga harmonis hanya akan tercipta kalau kebahagiaan salah satu anggota berkaitan dengan kebahagiaan anggota-anggota keluarga lainnya yaitu tercapainya keinginan, cita-cita dan harapan dari semua anggota serta sedikit pertengkaran dalam pribadi masing-masing anggota keluarga.

Keluarga harmonis merupakan keluarga yang penuh dengan ketenangan, ketentraman, kasih sayang, keturunan dan kelangsungan generasi masyarakat, belas-kasih dan pengorbanan, saling melengkapi dan menyempurnakan, serta saling membantu dan bekerja sama. Keluarga yang harmonis atau keluarga bahagia adalah apabila kedua pasangan tersebut saling menghormati, saling menerima, saling menghargai, saling mempercayai, dan saling mencintai.

Keluarga bahagia adalah apabila seluaruh anggota keluarga merasa bahagia yang ditandai oleh berkurangnya rasa ketegangan, kekecewaan, dan puas terhadap seluruh keadaan dan keberadaan dirinya (eksistensi dan aktualisasi diri) yang meliputi aspek fisik, mental, emosi, dan sosial.

Dari beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa keharmonisan rumah tangga adalah terciptanya keadaan yang sinergis diantara anggotanya yang di dasarkan pada cinta kasih, dan mampu mengelola kehidupan dengan penuh keseimbangan (fisik, mental, emosional dan spiritual) baik dalam tubuh keluarga maupun hubungannya dengan yang lain, sehingga para anggotanya merasa tentram di dalamnya dan menjalankan peran-perannya dengan penuh kematangan sikap, serta dapat melalui kehidupan dengan penuh keefektifan dan kepuasan batin.

Dalam menciptakan keluarga harmonis maka perlu diperhatikan factor-faktor berikut ini :
 1.      Perhatian. Yaitu menaruh hati pada seluruh anggota keluarga sebagai dasar utama hubungan baik antar anggota keluarga.
 2.      Pengetahuan. Perlunya menambah pengetahuan tanpa henti-hentinya untuk memperluas wawasan sangat dibutuhkan dalam menjalani kehidupan keluarga.
 3.      Pengenalan terhadap anggota keluarga. Hal ini berarti pengenalan terhadap diri sendiri dan Pengenalan diri sendiri yang baik penting untuk memupuk pengertian-pengertian.
 4.      Bila pengenalan diri sendiri telah tercapai maka akan lebih mudah menyoroti semua kejadian dan peristiwa yang terjadi dalam keluarga..
 5.      Sikap menerima. Langkah lanjutan dari sikap pengertian adalah sikap menerima, yang berarti dengan segala kelemahan, kekurangan, dan kelebihannya, ia seharusnya tetap mendapatkan tempat dalam keluarga.
 6.      Peningkatan usaha. Setelah menerima keluarga apa adanya maka perlu meningkatkan usaha. Yaitu dengan mengembangkan setiap dari aspek keluarganya secara optimal, hal ini disesuaikan dengan setiap kemampuan masing-masing, tujuannya yaitu agar tercipta perubahan-perubahan dan menghilangkn keadaan kebosanan dan kestatisan.
 7.      Penyesuaian harus selalu mengikuti setiap perubahan baik dari fihak orang tua maupun anak.

Keluarga harmonis atau keluarga bahagia adalah apabila dalam kehidupannya telah memperlihatkan faktor-faktor berikut:
 1.      Faktor kesejahteraan jiwa. Yaitu rendahnya frekwensi pertengkaran dan percekcokan di rumah, saling mengasihi, saling membutuhkan, saling tolong-menolong antar sesama keluarga, kepuasan dalam pekerjaan dan pelajaran masing-masing dan sebagainya yang merupakan indikator-indikator dari adanya jiwa yang bahagia, sejahtera dan sehat.
 2.      Faktor kesejahteraan fisik. Seringnya anggota keluarga yang sakit, banyak pengeluaran untuk kedokter, untuk obat-obatan, dan rumah sakit tentu akan mengurangi dan menghambat tercapainya kesejahteraan keluarga.
 3.      Faktor perimbangan antara pengeluaran dan pendapatan keluarga. Kemampuan keluarga dalam merencanakan hidupnya dapat menyeimbangkan pemasukan dan pengeluaran dalam keluarga.

                                                          === 0000===

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

HAKEKAT GURU

HAKEKAT GURU Pengertian guru menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia memiliki arti orang yang mengajar. Jika profesinya mengajar baik di seko...