Kamis, 04 Februari 2021

KOMPETENSI GURU

 Guru adalah salah satu unsure penting dalam pendidikan setelah peserta didik. Guru adalah salah satu tumpuan bagi negara dalam hal pendidikan. Kunci yang harus dimiliki guru sebagai seorang pengajar yang berada dikelas adalah kompetensi. Kompetensi wajib dimiliki oleh semua guru. Karena dengan kompetensi yang dimiliki maka akan dapat mengembangkan peserta didik. Kompetensi adalah seperangkat ilmu serta ketrampilan mengajar guru didalam menjalankan tugas profesionalnya sebagai seorang guru sehingga tujuan pendidikan akan tercapai.

Sementara standard kompetensi yang tertuang dalam peraturan Menteri Pendidikan Nasional mengenai kualifikasi akademik serta kompetensi guru menyebutkan bahwa guru professional harus memiliki 4 kompetensi guru yaitu kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi professional dan kompetensi sosial

A.    Kompetensi Pedagogik

Kompetensi pedagogik adalah kemampuan yang dimiliki guru berkenaan dengan karakteristik siswa dilihat dari aspek moral,emosional dan intelektual. Pemahaman guru terhadap anak didik, perencanaan, pelaksanaan pembelajaran, evaluasi hasil belajar dan mengembangkan anak didik untuk mengaktualisasikan sebagai potensi yang dimilikinya. Kompetensi pedagogik sebagai kemampuan mengelola pembelajaran. Mencakup konsep kesiapan mengajar, yang ditunjukkan oleh penguasaan pengetahuan dan keterampilan mengajar.

1. Guru yang memahami karakteristik peserta didik

Guru yang memahami karakteristik peserta didik harus bisa memanfaatkan prinsip-prinsip kognitif dan prinsip-prinsip kepribadian untuk memahami perkembangan anak didik. Mengidentifikasikan bekal agar ajar awal anak didik yang mencakup menentukan tingkat penguasaan kompetensi prasyarat anak didik, mengidentifikasikan kesulitan belajar anak didik. Mengidentifikasikan tugas-tugas perkembangan sosial kultural untuk memahami anak didik, dan mengidentifikasi gaya belajar untuk memahami anak didik.

 

2. Guru yang mampu merancang pembelajaran secara baik.

 Guru yang mampu merancang pembelajaran secara baik bisa membedakan teori belajar behavioristik, kognitif, konstruktivistik, social, atau yang lain, dan menerapkan teori belajar tersebut dalam pembelajaran fakta, konsep, prosedur, dan prinsip. Mampu mengembangkan kuriklum yang terkait dengan mata pelajaran yang diajarkan. Menentukan strategi pembelajaran berdasarkan keberadaan anak didik, kompetensi yang ingin dicapai dan materi ajar  Guru juga mampu menyusun rancangan pembelajaran berdasarkan strategi yang telah dipilih meliputi:

a. Menyusun silabus dan rencana pembelajaran

b.Merancang kerangka pengalaman belajar untuk mencapai kompetensi

c..Memilih dan mengorganisasikan materi dan bahan ajar

d.Memilih dan merancang media dan sumber belajar yang diperlukan

e. Membuat rancangan evaluasi proses dan penilaian hasil belajar.

3. Guru yamg mampu melaksanakan pembelajaran

Guru yang mampu melaksanakan pembelajaran dibuktikan dengan mampu menata latar (setting) pembelajaran mencakup menata sarana dan prasarana belajar yang akan digunakan secara tepat guna, memanfaatkan sarana dan prasarana belajar yang tersedia dan atau dapat disediakan dan memanfaatkan lingkungan sebagai sumber belajar Guru juga harus mampu melaksanakan pembelajaran yang kondusif meliputi :

a.    Memotivasi anak didik melakukan berbagai kegiatan pembelajaran yang bersifat interaktif

b.   Menjelaskan materi bidang studi

c.    Memfasilitasi anak didik untuk melakukan berbagai kegiatan belajar

d.   Memberi penguatan dalam pembelajaran

          e.    Memberikan kesempatan kepada anak didik untuk merefleksikan pengalaman belajar yang
               telah dialaminya.

4. Guru yang mampu mengevaluasi hasil belajar peserta didik

Guru yang mampu mengevaluasi hasil belajar peserta didik ditandai mampu melaksanakan penilaian proses dan hasil belajar berkesinambungan yaitu melaksanakan penilaian dengan tes dan non tes. Menganalisa untuk menentukan tingkat ketuntasan belajar. Mampu merancang program remedial dan pengayaan serta memanfaatkan hasil penilaian untuk perbaikan kualitas program pembelajaran.

 

    5.  Guru yang mampu mengembangkan potensi peserta didik

     Guru yang mampu mengembangkan potensi peserta didik dengan cara memfasilitasi peserta didik untuk mengembangkan karya kreatif dan inovatif, mengembangkan bakat dan minat. Guru juga harus membimbing peserta didik mengembangkan iman dan takwa dan pengembangan ketrampilan social.

 
 
  
 
Lomba Blog Bulan Februari
Menulis di Blog Jadi Buku
Penulis : Agung Pramono
Tuli

 

Rabu, 03 Februari 2021

GURU

 

Guru menurut Wikipedia adalah seorang pengajar suatu ilmu.dalam bahasa Indonesia, guru umumnya merujuk pendidik profesional dengan tugas utama mendidik,mengajar, membimbing, mengarahkan,melatih, menilai,dan mengevaluasi peserta didik. Guru berupaya membina pribadi, sikap mental dan akhlak peserta didik. Guru berupaya menciptakan kondisi yang kondusif untuk berlangsungnya kegiatan belajar mengajar. Guru juga memberi petunjuk kepada peserta didik. Serta menentukan peserta didik berhasil atau tidak terhadap proses kegiatan belajar mengajar.

Guru adalah pendidik dan pengajar pada pendidikan anak usia dini jalur sekolah atau pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah. Guru-guru seperti ini harus mempunyai semacam kualifikasi formal. Guru harus mempunyai bukti bahwa dia sudah menyelesaikan pendidikan formal sesuai kualifikasi. Msalnya untuk menjadi guru harus berkuaifikasi S1 Pendidikan. Dalam definisi yang lebih luas, setiap orang yang mengajarkan suatu hal yang baru dapat juga dianggap seorang guru. Hal ini berlaku untuk sekolah-sekolah non formal, kursus atau training.

Secara formal, guru adalah seorang pengajar di sekolah negeri ataupun swasta yang memiliki kemampuan berdasarkan latar belakang pendidikan formal minimal berstatus sarjana, dan telah memiliki ketetapan hukum yang sah sebagai guru berdasarkan undang-undang guru dan dosen yang berlaku di Indonesia.  Kita mengenal istilah guru tetap dan guru honor.

1.Guru tetap

Guru yang telah memiliki status minimal sebagai Calon Pegawai Negeri Sipil, dan telah ditugaskan di sekolah tertentu sebagai instansi induknya. Selaku guru di sekolah swasta, guru tersebut dinyatakan guru tetap jika telah memiliki kewewenangan khusus yang tetap untuk mengajar di suatu yayasan tertentu yang telah diakreditasi oleh pihak yang berwenang di pemerintahan Indonesia.

2.Guru honorer.

Guru tidak tetap yang sering disebut Guru Honorer belum berstatus minimal sebagai Calon Pegawai Negeri Sipil, dan digaji di bawah upah minimum (UMR). Seringkali mereka digaji di bawah gaji minimum yang telah ditetapkan Undang-Undang secara resmi. Secara kasat mata, mereka sering tampak tidak jauh berbeda dengan guru tetap, bahkan mengenakan seragam Pegawai Negeri Sipil layaknya seorang guru tetap. Secara fakta, mereka berstatus Pegawai dengan pekerjaan yang sama seperti Guru Tetap namun dengan honor yang jauh berbeda. Pada umumnya, mereka menjadi tenaga sukarela untuk mengabdi dan demi diangkat menjadi Calon Pegawai Negeri Sipil melalui jalur honorer

Menurut Agus Wibowo sudah saatnya, sebutan "G.U.R.U" dihayati dan dilaksanakan dengan sungguh-sungguh, bukan sekedar sebutan tanpa makna.

1. Pertama, huruf 'G' bermakna gagasan yang berarti bahwa semua guru harus memiliki gagasan-gagasan yang baru dan membangun. Gagasan itu tidak sekedar diucapkan dalam kelas saja, tetapi ada keberanian untuk menyebarkannya melalui tulisan, baik di majalah, koran, jurnal dan sebagainya. Semakin banyak gagasan yang dituangkan di media massa, semakin mengukuhkan kredibilitas guru sebagai pencerah bangsa.

  2. Kedua, huruf 'U' bermakna usaha yang berarti kompentensi, profesionalisme dan perubahan itu bisa dicapai dengan usaha. Pendek kata, guru harus gigih berusaha, tanpa kenal lelah sebelum tercapai apa yang di cita-citakan. Usaha harus disertai dengan doa. Misalnya dengan membeli buku atau studi lanjut (S1 dan S2). Buku yang sudah dibeli tidak sekedar untuk pajangan atau ditumpuk begitu saja, tetapi harus dibaca, direnungkan, selanjutnya dikembangkan sehingga menjadi inspirasi di sekolah. Begitu menempuh kuliah, bukan sekedar dipakai formalitas atau menambah nilai kenaikan pangkat, tetapi diniatkan untuk memperbaiki kualitas dan kompetensi diri.

  3. Ketiga, huruf 'R' bermakna rasa yang meliputi asah, asih dan asuh. Setiap guru harus memiliki rasa itu, dan menanamkannya kepada anak didik. Pendidikan yang dibingkai dengan rasa asih, asah dan asuh akan menjadi spirit sekaligus menjadi "pendidikan yang menghidupkan". Sebaliknya, pendidikan yang kering rasa akan menghasilkan manusia yang tidak punya"unggah-sungguh" dan tidak jarang bermental korup.

  4. Keempat, huruf 'U' bermakna uang / harta yang berarti guru dituntut memiliki modal yang cukup untuk mencapai profesionalisme  dan kompetensi. Uang juga diperlukan meningkatkan martabat dan kewibawaan guru di tengah masyarakat yang serba matrealistik dan hedonis. Hanya saja, proses mencari uang harus santun, jujur dan bersih, bukan dengan membudayakan praktik Kolusi, Korupsi dan Nepotsme (KKN)

 


Menulis di Blog jadi Buku

Penulis : Agung Pramono

Tulisan hari ke 3

Selasa, 02 Februari 2021

PENGERTIAN KARAKTER GURU

A. Penngertian Karakter

Menurut Simon Philips karakter adalah kumpulan tata nilai yang menuju pada suatu sistem, yang melandasi pemikiran, sikap, dan perilaku yang ditampilkan. Sedangkan  Doni Koesoema A (2007) memahami bahwa karakter sama dengan kepribadian. Kepribadian dianggap sebagai ciri, atau karakteristik , atau gaya, atau sifat khas dari diri seseorang yang bersumber dari bentukan-bentukan yang diterima dari lingkungan, misalnya keluarga pada masa kecil, juga bawaan sejak lahir.Sementara Winnie yang dikutip oleh Fatchul Mu’in memahami bahwa istilah karakter memiliki dua pengertian tentang karakter. Pertama, ia menunjukkan bagaimana seseorang bertingkah laku. Apabila seseorang berperilaku tidak jujur, kejam, atau rakus, tentulah orang tersebut memanifestasikan perilaku buruk. Sebaliknya apabila seseorang berperilaku jujur, suka menolong, tentulah orang tersebut memanifestasikan karakter mulia. Kedua, istilah karakter erat kaitannya dengan personality. Seseorang baru bisa disebut orang yang berkarakter ( a person of character ) apabila tingkah lakunya sesuai kaidah moral.

Menurut Najib Sulhan karakter  diartikan sebagai sifat-sifat kejiwaan, akhlak atau budi pekerti yang membedakan seseorang dari yang lain. Karakter juga bisa diartikan tabiat, yaitu perangai atau perbuatan yang selalu dilakukan atau kebiasaan. Karakter juga diartikan watak, yaitu sifat batin manusia yang mempengaruhi segenap pikiran dan tingkah laku atau kepribadian. Menurut Thomas Lickona yang dikutip Agus Wibowo karakter merupakan sifat alami seseorang dalam merespons situasi secara bermoral. Sifat alami itu dimanifestasikan dalam tindakan nyata melalui tingkah laku yang baik, jujur, bertanggung jawab, menghormati dan menghargai orang lain. Karakter menurut Suyanto adalah cara berpikir dan berperilaku yang menjadi ciri khas tiap individu untuk hidup dan bekerja sama baik dalam lingkup keluarga , masyarakat, bangsa dan negara.

Sedangkan menurut Tadkroatun Musfiroh yang dikutip Agus Wibowo karakter mengacu pada serangkaian sikap  (attitudes),  perilaku (behaviors),  motivasi (motivations) dan ketrampilan  (skills). Jadi karakter adalah gabungan sikap, perilaku, motivasi dan ketrampilan yang ada dalam diri seseorang yang akan mempengaruhi tindakannya Menurut Kemendiknas yang dikutip Agus Wibowo karakter adalah watak, tabiat, atau kepribadian seseorang yang terbentuk dari hasil internalisasi barbagai kebajikan yang diyakinidan digunakan, sebagai landasan untuk cara pandang, berfikir, bersikap dan bertindak.

       Dari berbagai definisi mengenai karakter sebagai mana telah diuraiakan dapat disimpulkan karakter itu sifat alamiah  seseorang yang menunjuk kepada aplikasi nilai-nilai kebaikan dalam bentuk tindakan atau tingkah laku. Karakter itu mengenai sesuatu yang ada di dalam diri seseorang yang menyebabkan orang tersebut disifati. Karakter pada dasarnya sulit diubah, namun demikian lingkungan dapat menguatkan atau memperlemah karakter tersebut. Karakter terbentuk dari proses meniru, yaitu proses melihat, mendengar dan mengikuti, maka karakter sesungguhnya dapat diajarkan secara sengaja.

B.  Pengertian Karakter Guru

Berkaitan dengan karakter, karena guru itu menjadi roh utama pendidikan,maka segenap karakter baik dan luhur harus dimiliki seorang guru. Benar guru itu manusia biasa yang tak luput dari kesalahan, lupa dan tidak lepas dari karakter-karakter buruk lainnya. Namun demikian sudah selayaknya karakter guru yang luhur dan mulia lebih dominan dimiliki dan tampak menonjol dari pribadi seorang guru. Guru merupakan aktor utama pembelajaran, karena itu guru sangat menentukan berhasil tidaknya proses pembelajaran. Seorang guru selain memiliki pemahaman, ketrampilan dan kompetensi, ia juga dituntut memiliki karakter-karakter mulia itu dalam dirinya sendiri, mempraktekkan dalam keseharian baik di rumah atau dimasyarakat dan menjadikan sebagai bagian dari hidup. Guru harus terlebih dahulu menguasai dan melengkapi diri dengan karakter mulia agar sukses mendidik  peserta didik. Maka sudah saatnya guru merubah paradigma dan mind set mereka, dari sekedar memberikan teori ranah kognitif ke arah pemberian teladan dan praktik nyata.

Guru yang berkarakter adalah guru yang mempunyai prinsip hidup dan perenungannya dan kebebasan dalam berkreasi. Guru bekarakter akan berusaha menciptkan iklim belajar yang efektif dan menyenangkan, dengan kreativitas metode pembelajaran, untuk mengurangi kejenuhan dan menyesuaikan dengan konteks pembelajaran sehingga tumbuh kegairahan dan motivasi instrinsik dan ekstrinsik.Menurut Furqon Hidayatulloh guru berkarakter itu penting, karena yang bersangkutan bisa menyelenggarakan pendidikan, pembelajaran dan mampu membangun karakter anak didiknya. Guru berkarakter bukan sekedar mentranfer  pengetahuan tetapi juga menanamkan nilai-nilai yang diperlukan anak didik  guna mengarungi kehidupan dimasa datang.

        Dengan demikian dapat disimpulkan seorang guru berkarakter dituntut selain memiliki kemampuan intelektual, tetapi juga memiliki kemampuan emosional dan spriritual. Tujuannya agar guru tersebut mampu membuka mata hati anak didik untuk belajar, yang selanjutnya mampu hidup dengan ketinggian pekerti dan karakter ditengah-tengah masyarakat dan bangsanya.


Senin, 01 Februari 2021

PENTINGNYA KARAKTER GURU

                Guru adalah sosok yang digugu  dan ditiru dalam kesehariannya. Seorang anak didik akan melaksanakan apa yang dikatakan oleh gurunya apabila gurunya tersebut memiliki karakter atau kepribadian yang ideal. Karena dengan karakter tersebut seorang guru bisa menjadi seorang pendidik yang akan mewujudkan tujuan pendidikan nasional. Seorang guru sebagai panutan anak didiknya harus memiliki karakter atau kepribadian yang didambakan.

Harapan besar masyarakat sangat bergantung kepada bapak/ibu guru yang mulia. Semangat mereka mengejar ketertinggalan dengan meningkatkan intelektualitas, mengasah kapabilitas, serta menajamkan kecerdasan emosional, spiritual, dan fungsi sosialnya sangat dinanti oleh jutaan murid, orang tua, dan bangsa ini secara keseluruhan. Walaupun guru bukanlah super hero, walaupun guru bukanlah superstar, tetapi guru tetaplah seorang insan yang mempunyai banyak sekali kelebihan. Di tangan gurulah sebenarnya calon pemimpin bangsa dididik dan dibimbing. Peran guru tersebut sangat berarti bagi kemajuan bangsa.

   Berkaitan dengan karakter, karena guru itu menjadi roh utama pendidikan, maka segenap karakter baik dan luhur harus dimiliki seorang guru. Benar guru itu manusia biasa yang tak luput dari kesalahan, lupa dan tidak lepas dari karakter-karakter buruk lainnya. Namun demikian sudah selayaknya karakter guru yang luhur dan mulia lebih dominan dimiliki dan tampak menonjol dari pribadi seorang guru. Guru merupakan aktor utama pembelajaran, karena itu guru sangat menentukan berhasil tidaknya proses pembelajaran. Seorang guru selain memiliki pemahaman, ketrampilan dan kompetensi, ia juga dituntut memiliki karakter-karakter mulia itu dalam dirinya sendiri, mempraktekkan dalam keseharian baik di rumah atau dimasyarakat dan menjadikan sebagai bagian dari hidup. Guru harus terlebih dahulu menguasai dan melengkapi diri dengan karakter mulia agar sukses mendidik  peserta didik. Maka sudah saatnya guru merubah paradigma dan mind set mereka, dari sekedar memberikan teori ranah kognitif ke arah pemberian teladan dan praktik nyata.

Guru yang berkarakter adalah guru yang mempunyai prinsip hidup dan perenungannya dan kebebasan dalam berkreasi. Guru bekarakter akan berusaha menciptkan iklim belajar yang efektif dan menyenangkan, dengan kreativitas metode pembelajaran, untuk mengurangi kejenuhan dan menyesuaikan dengan konteks pembelajaran sehingga tumbuh kegairahan dan motivasi instrinsik dan ekstrinsik. Guru berkarakter itu penting, karena yang bersangkutan bisa menyelenggarakan pendidikan, pembelajaran dan mampu membangun karakter anak didiknya. Guru berkarakter bukan sekedar mentranfer  pengetahuan tetapi juga menanamkan nilai-nilai yang diperlukan anak didik  guna mengarungi kehidupan dimasa datang.

Secara umum tugas guru dibagai sebagai berikut:

1). Guru sebagai pengajar

Tugas guru sebagai pengajar adalah menyampaikan materi pelajaran kepada siswa sampai tuntas sehingga siswa memahami. Satu hal yang penting adalah guru dianggap orang yang paling pintar oleh siswanya. Oleh karena itu, guru memerlukan persiapan yang matang agar dapat menyampaikan materi sebaik-baiknya.

2). Guru sebagai pendidik

Tugas guru sebagai pendidik mempunyai makna ganda, yaitu guru harus mampu membuat siswanya pintar dalam hal pelajaran sekaligus juga membimbing siswanya agar berperilaku baik. Guru pendidik bertugas tidak sebatas sebagai guru di dalam kelas saja, tetapi juga di luar kelas. Dengan demikian, predikat guru pendidik lebih baik dibanding dengan guru pengajar.

3). Guru sebagai pejuang akademik

Guru mempunyai tugas untuk membesarkan sekolahnya, misalnya mengajar dengan sungguh-sungguh sehingga nilai ujian nasionalnya baik, membimbing siswanya mengikuti berbagai perlombaan sehingga dapat memenangkannya. Hal itu perlu dilakukan agar siswa mempunyai kemampuan kognitif, psikomotor, dan afektif secara seimbang. Ketika kualitas sekolah terus menanjak naik maka calon wali murid banyak tertarik kepada lembaga pendidikan itu. Kalau sudah tertarik menyekolahkan anaknya di lembaga pendidikan tersebut maka dapat dipastikan bahwa masa depan sekolah akan menjadi lebih baik. Dengan demikian, tugas guru sebagai pejuang akademik dapat tercapai dengan baik pula.

4). Guru sebagai duta ilmu Pengetahuan

Merupakan tugas mulia, manakala guru dikatakan sebagai duta ilmu pengetahuan. Hal itu membuktikan betapa pentingnya peran guru dalam mencerdaskan anak bangsa. Sebagai duta, tentunya guru dapat mengembang tugasnya dengan baik.

5). Guru sebagai pencerdas masyarakat

Tugas guru memang tidak sesempit yang selama ini kita pahami, karena tugas guru sebenarnya tidak dibatasi oleh dinding tembok kelas atau pagarsekolah tetapi mestinya guru juga dapat mengembangkan tugas untuk mencerdaskan masyarakat. Peran serta guru di masyarakat tidak kalah penting dibanding ketika guru berperan di dalam kelas.

Menjadi guru adalah sebuah seni, sehingga menjadi guru yang baik itu melibatkan panggilan, kemampuan intelektual dan penguasaan materi, karakter, talenta dan kemampuan berkomunikasi. Dari semua itu yang terpenting dari semua adalah karakter.

Beberapa  karakter yang harus dimiliki guru sebagai berikut:

1). Seorang guru harus menguasai materi pelajaran dengan baik.

 2). Seorang pendidik harus melaksanakan tugas kependidikannya dengan sabar.

3). Seorang guru harus menjadi teladan . Seorang pendidik harus memiliki sikap kejujuran yang tinggi dengan menerapkan apa yang diajarakan dalam kehidupan pribadinya.

    4). Seorang guru mempunyai komitmen yang tinggi

5). Seorang guru harus mengajar dengan ikhlas

    6). Seorang guru harus homoris dan ramah

7). Seorang guru yang adil dalam mengajar

    8). Seorang guru harus serasi antara perkataan dann perbuatannya

    9). Seorang guru harus berinteraksi dengan baik terhadap anak didiknya.

    10). Seorang guru dituntut memiliki kepedulian  terhadap semua anak didiknya.

         Dengan demikian dapat disimpulkan seorang guru berkarakter dituntut selain memiliki kemampuan intelektual, tetapi juga memiliki kemampuan emosional dan spriritual. Tujuannya agar guru tersebut mampu membuka mata hati anak didik untuk belajar, yang selanjutnya mampu hidup dengan ketinggian pekerti dan karakter ditengah-tengah masyarakat dan bangsanya.

      Berdasarkan uraian diatas maka dapat penulis sintesiskan bahwa karakter guru adalah watak, tabiat, akhlak atau kepribadian guru yang diyakini dan digunakan sbagai landasan untuk cara pandang, berpikir, bersikap dan bertindak.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Jumat, 15 Januari 2021

Blog Sebagai Identitas Digital bagi Guru Millenial

 

Pelatihan Belajar menulis dimulai oleh sambutan moderator :

Assalamualaikum, selamat malam, dan salam sehat semuanya. Senang rasanya bisa bertemu kembali.Untuk mengawali kegiatan, mari kita buka acara ini dengan lafadz: Basmallah bagi yang muslim, untuk yang berbeda agama dipersilahkan memakai cara masing-masing.

Bapak/Ibu semua, mari kita ucapkan Alhamdulillah atau bersyukur kepada Tuhan yang telah memberikan kesehatan, sehingga kita bisa ikuti program Pelatihan Belajar Menulis di hari Jum’at, 15 Januari 2021. Sebelumnya, perkenalkan nama saya Sucipto Ardi. Kalau di sekolah, saya dipanggil Pak Cip. Terima kasih atas kepercayaan Omjay kepada saya untuk gabung ke dalam Tim. Senang dapat membantu kegiatan yang mencerdaskan lagi berfaedah ini.Berikutnya saya akan menyampaikan susunan acara sebagai berikut:

1.    Pembukaan, yang tadi sudah dilakukan
2.    Paparan narasumber
3.    Tanya jawab.
4.    Penutup

Waktu yang diset oleh admin adalah 2 jam, namun jika diskusi masih berlanjut maka akan ada toleransi mengingat antusias di setiap pertemuan selalu dinamis.

Seperti pada flyer/poster, malam ini nara sumbernya ialah Ibu Theresia Sri Rahayu, S.Pd. SD. dengan tema “Blog Sebagai Identitas Digital bagi Guru Millenial”.Dari blognya terurai bahwa Tere adalah nama panggilan ketika pindah ke Sumba, NTT. Beliau menulis namanya: Tere

Nama saya adalah Theresia Sri Rahayu, dilahirkan di Kuningan, 13 September 1984. Teman - teman dekat saya sebelumnya memanggil saya dengan nama "Sri", namun ketika tahun 2011, saya mengikuti pra jabatan CPNS, teman - teman se angkatan memanggil saya dengan sebutan "Tere". Dan sebutan ini terus melekat sampai saya mutasi ke Pulau Sumba, NTT. 

"Banyak sekali perempuan Jawa yang datang ke Sumba dan bernama "Sri", makanya nanti di Sumba, panggilanmu "Tere" saja." Pesan suami pada saya. Saya pun mengiyakan, walau di dalam hati ada sedikit ganjalan, karena dalam Bahasa Sunda (Saya aslinya Sunda,lho), Tere itu artinya anak tiri. Hiks!

Dalam perjalanan waktu, saya pun terbiasa dengan penggilan itu. Sampai pada tahun 2019 yang lalu, ketika saya berkesempatan mengikuti Short Course 1000 guru ke luar negeri, saya mendapat tambahan sebutan menjadi Cikgu Tere. Karena saat itu saya melaksanakan praktek mengajar di salah satu Sekolah Dasar yang berlokasi di George Town, Penang - Malaysia. 

Dan untuk mengenang pengalaman berharga itu, saya abadikan nama "Cikgu Tere" menjadi nama blog ini. Harapannya bekal ilmu pengetahuan, keterampilan, dan pengalaman yang diperoleh menjadi pemantik kesuksesan di masa yang akan datang. Selain itu, saya juga berharap agar blog Cikgu Tere ini dapat menjadi media berbagi inspirasi dan motivasi bagi para pembacanya. 

Terkait dengan berbagi inspirasi dan motivasi ini, saya sendiri sudah membingkainya menjadi sebuah buku yang berjudul "Bukan Guru Biasa, Catatan Inspiratif Guru Penggerak". Buku tersebut menceritakan tentang arti seorang guru yang hebat dan inspiratif, di antaranya ada guru blogger, youtuber, bahkan guru inovatif dari berbagai daerah di Indonesia, selain itu, ada juga kisah - kisah menarik yang dialami oleh Cikgu Tere sepanjang tahun 2019 dari perjalanan demi perjalanan yang dilakukan. 

Selanjutnya Narasumber Ibu Tere langsung memulai acara :

Selamat malam Om Jay, Bapak Cipto  dan bapak-ibu hebat semuanya para guru blogger yang luar biasa malam ini saya akan membersamai Bapak Ibu selama kurang lebih 2 jam untuk berbagi dalam tema blog sebagai identitas digital guru milenial

Bapak ibu guru hebat mengawali kegiatan malam hari ini saya ingin mengajak Bapak Ibu untuk berselancar dulu kita browsing melalui Google Chrome dan coba ketikan Cikgu Tere di browsernya atau bisa juga dengan menulis nama saya Theresia Sri Rahayu silakan Bapak dan Ibu amati Apa yang Bapak Ibu dapat dilihat dari hasil browsing tadi Beri waktu kurang lebih 2 sampai 3 menit ya untuk kita browsing yakin bapak ibu akan menemukan banyak hasil pencarian tentang saya ya memang semuanya bukan tentang saya barangkali ada yang namanya sama tetapi nanti ada yang spesifik tentang saya saya berharap semoga hasil pencariannya nanti informasi yang baik-baik ya bapak ibu

Bapak/Ibu, sekarang ini, kita dapat dengan mudah mengetahui tentang seseorang dengan menggunakan mesin pencarian google. Kita bisa mendapatkan data tentang media sosial termasuk kontak seseorang, dll.

Jika Bpk/Ibu perhatikan, ketika tadi mengetik nama saya di browser, mesin pencarian menunjukkan hasil pencarian yg berasal dari blog atau website. Baik itu blog yang saya kelola sendiri ataupun dari blog / website orang lain bahkan organisasi tertentu.

Pada pertemuan sebelumnya Bapak dan Ibu sudah menggali motivasi yang Bapak Ibu miliki untuk menulis bersama dengan Ibu Eva. Saya juga punya motivasi yang akhirnya membuat saya sebagai seorang guru tapi saya juga ingin menjadi seorang guru penulis dan saya ingin menjadi guru blogger

 Jadi cerita sedikit ya bapak ibu pada tahun 2019 yang lalu saya diberitahu oleh seorang panitia seleksi Ketika saya mengikuti kegiatan short course ke luar negeri bahwa salah satu aspek penilaian peserta dalam kegiatan tersebut adalah penelusuran yang dilakukan terhadap media sosial yang dimilikinya karena di era digital ini hampir semua orang mempunyai akun media sosial .Saat itu saya mencantumkan alamat blog dan Facebook saya namun blog yang saya cantumkan saat itu adalah Kompasiana saya belum mempunyai Blog pribadi yang seperti sekarang ini saya belum aktif saat itu untuk menulis di Blog pribadi saat ini belum Kompasiana dan Sejak saat saya mendengar pernyataan dari panitia ya akhirnya saya mencoba untuk membangkitkan kembali keinginan saya untuk mempunyai pribadi dan kemudian saya gunakan secara aktif sebagai media untuk menulis ternyata Keinginan saya ini bertemu dengan Om Jay saat itu kemudian saya bertanya pada Om Jay dan akhirnya saya bisa tergabung dalam grup belajar menulis pada gelombang 4

Sebagai seorang guru, saya merasa sangat senang dan lega ketika bisa memanfaatkan blog pribadi untuk menulis. Saya senang menulis apa saja. Hal - hal yang saya rasakan, peristiwa yang saya alami bahkan terkait tugas sebagai guru di sekolah. Misalnya saya menulis tentang materi pembelajaran yang dapat digunakan saat BDR, langkah - langkah melakukan penilaian, dll.

Bapak Ibu Ternyata apa yang saya lakukan tersebut merupakan sebuah proses yang mengarah kepada pembangunan image atau identitas diri terutama terkait dengan tugas saya sebagai seorang guru di sini saya memposisikan diri saya untuk bisa menjadi  penulis sekaligus pembaca dari tulisan-tulisan yang saya buat karena dasarnya saya atau basic  saya sebagai guru  saya juga ikut memposisikan diri saya sebagai pembaca kaitan dengan guru maksudnya sebagai guru lain ataupun bahkan sebagai siswa yang menggunakan tulisan-tulisan yang saya buat itu

Ketika seorang guru blogger mencoba berkomunikasi dengan para pembacanya, ia akan cenderung menggunakan kata "Bapak/Ibu guru, "anak - anak", atau "Sahabat". Karena guru tersebut menyadari bahwa ia adalah seorang Guru Blogger. Dan hal ini menandakan bahwa ia merasa bahwa blog merupakan identitas digital yg dimilikinya.

Bapak Ibu Bapak dan Ibu sebagai guru blogger sudah merasa bahwa blog merupakan identitas digital yang dimiliki oleh Bapak dan Ibu tentunya Bapak dan Ibu berharap bahwa blog yang dimiliki oleh Bapak dan Ibu ini akan mencerminkan karakter atau sikap-sikap dari bapak ibu yang baik begitu sehingga tentunya kita harus belajar untuk bisa meningkatkan konten-konten yang akan kita buat dalam blog kita

Untuk bisa membuat konten digital yang baik, maka kita perlu memahami terlebih dahulu tentang Kompetensi Digital.

 


 


Mengapa kita harus menguasai kompetensi digital ?
Jawabannya adalah karena saat ini kita sudah memasuki abad 21 di mana salah satu jenis keterampilan yg harus dimiliki baik oleh guru maupun siswa adalah Literasi. Dan salah satu literasi dasar yang harus dimiliki adalah Literasi Digital.

Bapak dan Ibu Hebat Saya yakin bahwa saat ini bapak dan ibu sudah menerapkan pembelajaran dengan model seperti blended learning yang merupakan kombinasi antara pembelajaran daring dan luring dan dari suatu kajian mendapatkan informasi bahwa blog dapat digunakan sebagai salah satu media atau sumber belajar dalam model pembelajaran blended learning Sehingga tentunya ketika guru ingin menyelenggarakan pembelajaran jenis ini  guru harus mempunyai kompetensi digital yang mumpuni agar pembelajaran yang disajikan secara blended learning tersebut melalui blog dapat berjalan secara efektif

Siswa yang kita hadapi saat ini adalah generasi milenial. Mereka mempunyai kecakapan digital yang cepat. Karena mereka tumbuh dan terbiasa dengan teknologi di sekitarnya. Sehingga, ketika guru membuat konten digital di dalam blog harus dapat dibuat semenarik mungkin namun tetap menjaga kualitas.
Lalu pertanyaannya, bagaimana caranya membuat konten blog yang menarik dan berkualitas ?

Berikut saya bagikan beberapa tips untuk membuat konten blog yang menarik dan berkualitas, disarikan dari berbagai sumber. Bapak/Ibu guru hebat, sebagai guru, kita sudah dibekali dengan kemampuan yang lebih, yaitu keihklasan untuk membagikan ilmu yang kita miliki.
Dan ketika kita memilih untuk menjadi seorang blogger, maka hendaknya kita membagikan tulisan - tulisan yang sesuai dengan identitas kita tersebut.


 

HAKEKAT GURU

HAKEKAT GURU Pengertian guru menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia memiliki arti orang yang mengajar. Jika profesinya mengajar baik di seko...