Sering kita mendengar
kata ikhlas. Kata yang mudah diucapkan namun sulit untuk penerapannya. Masih
saja banyak godaan yang membuat kita bertindak belum ikhlas. Secara bahasa
ikhlas berakar dari kata khalasha yang berarti bersih, jernih, murni dan tidak bercampur. Sedangkan menurut
istilah Ikhlas adalah melakukan amal baik semata-mata mengharapkan ridha Allah
Subhanahu Wa Ta'ala.
Syarat diterimanya amal ada 2 yaitu mengikuti
tuntunan atau perintah serta beribadah secara ikhlas. Jadi jika keikhlasan pada
diri setiap mukmin melekat dan terjaga dengan baik ini termasuk syarat utama
diterimanya amal. Sebaliknya jika
niatnya keliru seperti di kontori sifat ria, ingin dipuji, mempunyai niat yang
tidak baik dan motif nafsu duniawi lainnya, perbuatannya menjadi sia-sia
menjadi dosa.
Keikhlasan merupakan
perkara penting dan tidak bisa dianggap remeh. Alquran dan As-Sunnah sudah mengingatkan
betapa banyak orang yang menanggung kerugian besar karena mengabaikan akhlak
terpuji ini. Keikhlasan tidak hanya berpengaruh pada diterimanya amal tetapi
juga berpengaruh positif pada kepribadiannya. Orang yang ikhlas akan terjaga
dari sikap angkuh atau jemawa jika dirinya mencapai keberhasilan. Selain itu disisi
lain Ia pun tidak mudah menyerah dan
putus asa tatkala gagal dalam meraih cita-cita.
Demikian juga ia tidak lupa diri ketika
mendapat sanjungan. Tidak kecil hati dan mundur dari tempat kebaikan ketika
fitnah dan cacian menimpanya. Begitupun saat diuji dengan suatu musibah seorang
yang ikhlas akan mampu menghadapinya
dengan sifat sabar tidak mengeluh apalagi marah-marah. Orang yang ikhlas akan
terjaga dari sifat-sifat tercela lainnya seperti kepura-puraan, dusta, khianat,
ingkar janji dan fitnah. Termasuk terjaga dari kebiasaan ingin menipu orang
lain.
Dikisahkan Khalid Ibn
Walid adalah seorang panglima perang yang selalu menang gemilang di medan
pertempuran. Kejadian ini ternyata menarik perhatian Khalifah Umar bin Khattab
yang memutuskan untuk memberhentikanny karena khawatir dikultuskan. Khalid
menerima dengan lapang dada dan seraya berkata,”Saya berperang bukan karena
Umar tapi karena Allah”
Rasulullah SAW pernah bersabda, “Selamat dan
beruntunglah orang-orang yang ikhlas yaitu orang yang bila hadir tidak dikenal
bila tidak hadir tidak dicari-cari. Mereka pelita hidayah. Mereka selalu
selamat dari fitnah kegelapan (HR Baihaqi)
Nilai keikhlasan tidaklah
ditentukan oleh ada atau tidak adanya suatu imbalan materi, jasa dan seumpamanya. Sebab keikhlasan
memiliki tiga kriteria utama yang harus dipenuhi dengan baik pertama adalah niat ikhlas karena ridha Allah.
Kedua amal yang dikerjakan hendaknya
dilakukan sebaik-baiknya. Ketiga
penggunaan atau pemanfaatan hasil usaha secara baik dan tepat.
Semoga kita bisa
melakukan pekerjaan tanpa pamrih, Baik ada atasan atau tidak bekerja dengan
baik. Lihatlah jam dinding dilihat atau tidak tetap bergerak.
Sumber : Hikmah
Republika Imron Baehaqi