Senin, 26 April 2021

TEKNIK MEMASARKAN BUKU ALA OM JAY

 

Kita ucapkan Alhamdulillah atau bersyukur kepada Allah SWT karena kita tetap diberikan kesehatan yang baik. Selain itu, kita juga layak bersyukur karena adanya kesempataan waktu sehingga kita bisa ikuti program Pelatihan Belajar Menulis di hari Senin siang ini, 26 April 2021.

Tokoh inspirasi siang kali ini adalah bapak  Wijaya Kusumah, M.Pd. yang ngetop dikenal sebagai Omjay. Banyak guru-guru blogger dan penulis yang tersebar di Indonesia adalah murid beliau, banyak sudah “diracuni” virus menulis oleh Omjay. Kini Omjay sedang dalam proses menyelesaikan kuliah S3. Kandidat Doktor tersemat di namanya.

Tema belajar siang ini adalah “Teknik Memasarkan Buku”. Intinya adalah bagaimana teknik memasarkan buku yang jitu dan banyak dibeli oleh pembaca.

Untuk bisa memasarkan buku yang bermutu, maka kita harus belajar bagaimana menulis dan menerbitkan buku. Penulis yang baik adalah pembaca yang baik. Kita akan menemukan buku itu bagus setelah membaca isinya. Biasanya diiringi dulu dengan iklan atau promosi agar buku yang diterbitkan layak untuk anda miliki.

Saya memulainya dengan mencari editor yang mampu membuat buku yang saya terbitkan menjadi enak dibaca. Semua buku yang saya cetak di penerbit indie selalu ada editornya dan saya tak pernah merangkap menjadi seorang penulis sekaligus editornya. Itulah mengapa isi buku yang saya terbitkan selalu laku di pasaran. Sebab sudah diedit secara profesional oleh para editor yang memang menguasai di bidangnya.

Berbeda bila kita menerbitkan buku di penerbit mayor atau penerbit besar. Semua buku ada editornya sehingga terseleksi dengan baik dan layak untuk dijual atau dipasarkan ke seluruh Indonesia. Bahkan ke manca negara bila bagian marketing nya sudah sampai ke berbagai negara di dunia.

Teknik memasarkan buku ada beberapa cara. Untuk promosi buku di Instagram saya belajar kepada anak pertama saya intan. Kebetulan anak saya sedang memasarkan produk Al Qur'an yang sangat bagus sekali kertas dan tampilannya. Caranya beriklan sangat cool dan lebih kepada story' telling. Beda dengan saya ketika beriklan di http://YouTube.com/wijayalabs. Lebih natural dan apa adanya.

Saya juga menggunakan blog sebagai media digital untuk memasarkan buku buku yang saya tulis dan terbitkan. Semua itu membuat buku buku saya banyak dipesan dan dibeli orang banyak dari seluruh Indonesia. Bahkan ada juga yang pesan bukunya dari Malaysia, Singapura dan Brunei

Inti dari memasarkan buku adalah adanya kolaborasi. Kita harus bekerjasama dengan orang lain agar buku yang diterbitkan laku di pasaran. Untuk penerbit besar, biasanya mereka memiliki tenaga pemasaran yang banyak. Sehingga serangan darat, laut dan udara dapat dengan mudah mereka kuasai. Walaupun saat ini jumlah pemasaran bukunya agak berkurang akibat pandemi covid19

Bagi kita para penulis pemula tentu saja ingin bukunya laku dan dibeli oleh banyak orang. Oleh karena itu, kolaborasi adalah kunci agar buku kita bisa dipasarkan di belantara dunia Maya yang selalu non stop 24 jam.

Saya menggunakan media sosial untuk memasarkan buku buku yang saya tuliskan dan bekerjasama dengan kawan kawan lainnya dalam memasarkan buku. Setiap buku akan menemui takdirnya. Namun itu semua harus diiringi dengan usaha yang terus menerus dan tidak mudah putus asa

Berkali kita gagal lekas bangkit dan cari akal. Berkali kita jatuh lekas berdiri dan jangan mengeluh. Itulah yang saya lakukan ketika mengalami beberapa kali gagal dalam memasarkan buku terbaru saya. Pada akhirnya saya menemukan hal hal baru yang membuat saya mencari momentum untuk menerbitkan buku terbaru saya.

Saya belajar dari almarhum Hernowo Hasim. Beliau sangat produktif sekali menulis. Namun dari ratusan bukunya, hanya sedikit yang menjadi buku best seller. Salah satunya adalah andaikan buku sepotong pizza.

Harus diakui, buku yang diterbitkan oleh penerbit mayor lebih banyak pembelinya. Mereka selain punya tenaga pemasaran yang berpengalaman, juga memiliki media sosial yang bagus. Wajar saja bila buku buku yang diterbitkan selalu banyak pembacanya. Salah satu Penerbit buku mayor yang selalu melakukan inovasi adalah penerbit Andi Yogyakarta. Saya banyak belajar dari pengalaman para pengelola penerbit ini.

Buku kawan kawan belajar menulis PGRI banyak dipasarkan dengan cara ini. Itulah mengapa kolaborasi itu penting agar buku yang diterbitkan laku dipasaran. Kita sebagai penulis jangan juga hanya diam saja. Penulis harus ikut memasarkan bukunya. Dengan begitu bukunya akan laku dan banyak dibeli orang banyak. Kalau sudah seperti itu, jangan kaget bila anda menerima royalty buku sampai ratusan juta rupiah karena adanya kolaborasi.

Bagi saya yang sudah menikmati royalty buku dari penerbit mayor maupun penerbit indie, saya akan selalu melakukan inovasi. Sebab inovasi yang tiada henti akan membuat buku buku yang kita tuliskan sampai ke tangan pembaca.

Jangan lupa silahturahmi. Sebab silahturahmi atau silahturahim juga sangat membantu kita dalam memasarkan buku. Pada akhirnya teknik memasarkan buku akan kita temui dari adanya silahturahmi ini. Kekuatan silahturahmi ini dahsyat. Akan banyak rezeki yang akan mengikutinya.


Resume  Pertemuan  ke 10

Senin, 26 April 2021

Penulis : Agung Pramono

3 komentar:

  1. Terima kasih sudah mengerjakan tugasnya dengan baik dan akan lebih baik bila ditambahkan foto buku buku Omjay dan juga link YouTube yang omjay bagikan di wa group. Semoga bisa segera diedit kembali. Terima kasih ya!

    BalasHapus
  2. Wah tulusan nya Ok banget. Keren pak.

    BalasHapus

HAKEKAT GURU

HAKEKAT GURU Pengertian guru menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia memiliki arti orang yang mengajar. Jika profesinya mengajar baik di seko...