Rabu, 26 Mei 2021

MUDAHNYA MEMASARKAN BUKU

 


Tokoh inspirasi mala mini dipertemuan ke 18 adalah Bapak Akbar Zainudin, dengan tema Cara Mudah Memasarkan Buku

Pak Akbar Zainudin dilahirkan di Banyumas, Jawa Tengah,  7 Februari 1973. Alumnus Pondok Modern Gontor tahun 1991. Kuliah S1 di UIN Jakarta dan S2 di Sekolah Bisnis Prasetya Mulya Jakarta. Sekarang menyelesaikan program Doktor Manajemen SDM di Universitas Negeri Jakarta

Beliau seorang trainer dan motivator nasional. Pendiri PT EMJEWE Training dan Coaching serta perusahaan penerbitan buku MJW Book. Penulis buku Man Jadda Wajada. Buku best Seller yang terjual  55.000 eksemplar.

 STRATEGI PEMASARAN BUKU

Pada kesempatan ini beliau akan memaparkan tentang cara mudah memasarkan buku. Strategi pemasaran dikenal dengan 4P, yaitu Product (Strategi Produk), Price (Strategi Harga), Place of Distribution (Distribusi), dan Promotion (Promosi).

Sebelum kita bahas empat strategi di atas, yang perlu kita lakukan bahkan sebelum menulis adalah menentukan target audiens atau pembaca kita siapa. Karena strategi untuk anak-anak tentu saja berbeda dengan strategi untuk remaja, demikian juga untuk orang tua.

1.   STRATEGI PRODUK.

Ini sebenarnya lebih banyak menjadi tanggung jawab penerbit. Kita sebagai penulis lebih banyak memberikan masukan kepada penerbit siapa target pembaca kita dan pa kebutuhan mereka terhadap buku kita..Dengan demikian, konsep buku yang akan diterbitkan nanti menyesuaikan dengan kebutuhan dari target audiens.

2.   STRATEGI HARGA.

Menentukan harga buku juga biasanya menjadi tanggung jawab penerbit. Pada dasarnya penentuan harga buku, ada dua strategi. 1). harga buku secara umum. 2). Buku dijual dengan harga premium (lebih mahal dibandingkan buku biasa). Harga buku bisa dijual lebih mahal jika mempunyai nilai tambah dibandingkan dengan buku-buku yang lain. Misalnya hard cover, ditambah bonus-bonus (voucher seminar, workshop, dan lain-lain)

3.   STRATEGI DISTRIBUSI

Distribusi secara umum dibagi menjadi dua: distribusi tradisional dan distribusi non tradisional. Distribusi tradisional adalah melalui toko-toko buku, baik toko-toko buku jaringan nasional maupun toko buku lokal.  Sedangkan distribusi non tradisional, di antaranya adalah: 1). Melalui MLM (Multilevel Marketing) 2). Melalui Penjualan Langsung 3). Melalui Marketplace/e-Commerce (Lazada, Bukalapak, Tokopedia, Shopee, dll).

4.   STRATEGI PROMOSI

Program promosi bisa dilakukan oleh penerbit maupun penulis. Beberapa program promosi yang bisa dilakukan.

Pertama, Launching buku. Adalah program untuk meluncurkan buku baru. Bisa di aula, masjid, lembaga pendidikan, hotel, di mana saja. Yang mengadakan bisa penerbit maupun penulis. Yang membiayai launching buku siapa? Bisa penerbit, bisa penulis. Kita perlu meyakinkan penerbit kalau buku kita akan laku, karena itulah mereka perlu menyelenggarakan program launching buku. 

Kalau di Gramedia, di toko-toko buku mereka ada tempat untuk launching buku. Kita bisa memanfaatkan tempat ini. Jadi kita promosikan acaranya, tempatnya di toko buku Gramedia.

Kedua, Bedah Buku. Bedah buku adalah acara diskusi untuk membedah isi buku kita. Bedah buku ini bisa secara online maupun offline. Offline artinya kita menyelenggarakan bisa bekerjasama dengan berbagai lembaga. Lembaga pendidikan, perpustakaan, majlis taklim, masjid, dan sebagainya.

Pokoknya, di semua tempat dan situasi yang memungkinkan, kita tawarkan bedah buku. Berapapun yang hadir, kita selenggarakan terus menerus. Apalagi sekarang ini eranya digital. Bukan berapa orang yang hadir yang penting, tetapi direkam lalu diupload di Medsos acara kita. InsyaAllah akan semakin membuat orang mengenal kita.

Ketiga, melakukan seminar ataupun workshop sesuai dengan tema buku kita. Kalau bukunya motivasi dan menulis. Maka secara berkala menyelenggarakan seminar dan diklat terkait motivasi dan menulis.

Seminar atau workshop ini, pertama-tama bolehlah dilakukan gratis. Karena target kita adalah mengenalkan buku kepada para peserta. Lakukan secara kontinyu, misalnya sebulan sekali. Kalau misalnya bisa offline, laksanakan di sekolah misalnya. Kalau tidak bisa offline, lakukan secara online. Bisa via WA, Zoom, FB, IG, dan sebagainya.

Keempat, membangun komunitas. Komunitas yang kita bangun adalah komunitas yang kita sesuaikan dengan tema buku kita. Kalau buku kita temanya motivasi, maka kita tuliskan buku-buku tentang motivasi. Buku tentang guru, maka bangun komunitas guru. Buku tentang menulis, bangun komunitas menulis. Buku tentang Ice Breaking, bangun komunitas Ice Breaking. Buku tentang bahasa, bangun komunitas bahasa. Komunitas membuat kita lebih dekat dengan pembaca sehingga memudahkan kita untuk menawarkan mereka dalam membeli buku.

Kelima, membangun jaringan reseller. Reseller adalah orang-orang yang mau menjualkan buku kita dan mendapatkan buku dari hasil yang terjual. Kita berikan 20-30 persen komisi dari harga jual. Misalnya harga jual buku kita Rp 100.000, kita kasih 20-30%, kita berikan materi-materi yang terkait buku kita, sehingga lebih mudah bagi mereka untuk menjual.

Keenam, jualan di marketplace. Buka toko di marketplace (Lazada, Shopee, Bukalapak, Tokopedia, dan sebagainya). Membuka toko di marketplace akan meluaskan promosi dan distribusi kita. Yang penting keberadaan kita dan buku kita ada. Itulah pentingnya ada di marketplace. Jadi kalau ada orang mencari judul buku kita, bisa ditemukan.

Ketujuh, memanfaatkan media sosial (Medsos) untuk promosi buku. Manfaatkan sebaik-baiknya followers dan subscriber dengan memberikan informasi tentang buku. Setiap hari, kita buat status terkait tema buku yang kita tulis, sehingga orang semakin paham dengan buku yang kita tulis.

Dan jangan setiap hari isinya jualan. Lebih banyak sharing-sharing, baru selling. Lebih banyak memberikan pengetahuan kepada para pembaca sehingga mereka merasa ada manfaat menjadi followers kita.

Sharing-sharing apa saja, kalau perlu sesuai dengan kebutuhan mereka. Sehingga setiap hari, semakin lama akan semakin ada ikatan dengan pembaca. Kalau sudah begitu, akan memudahkan kita dalam proses memengaruhi pikiran orang dalam membeli buku.

Dengan bersama-sama membangun kebutuhan akan membaca, maka akan memudahkan kita dalam proses menjual buku. 

Sebagai catatan penutup. Sekarang ini sebagai seorang penulis, kita kalau bisa memiliki beberapa keterampilan yang akan membantu proses penjualan buku.

1.     Keterampilan berbicara yang baik di depan umum (public speaking). Agar pada saat kita ada acara ataupun rekaman di Medsos dan YouTube, menjadi menarik bagi calon pembaca.

2.     Kemampuan copywriting (membuat kata menarik untuk promosi dan penjualan). Ini salah satu keterampilan paling penting untuk menjual pada Abad 21.

3.     Pemanfaatan teknologi informasi. Bagaimana memanfaatkan media sosial seperti YouTube, WA, IG, Facebook, Zoom, Webex, Google Meet, dan sebagainya. Karena eranya sekarang seperti itu. Kalau kita bisa memanfaatkan dengan baik, hidup akan lebih mudah.

Senin, 24 Mei 2021

MUDAHNYA MENYUSUN BUKU


Tokoh inspirasi malam ini dipertemuan ke 16 adalah Bapak Yulius Roma Pantandean,S.Pd  dengan tema Langkah Menyusun Buku

Pak Yulius Roma Patandean, S.Pd., lahir di Salubarani, Gandangbatu Sillanan, Kabupaten Tana Toraja, 6 Juli 1984. Menyelesaikan pendidikan S1 Pendidikan Bahasa Inggris di Universitas Kristen Indonesia Toraja (2003-2007). Saat ini sementara melanjutkan pendidikan S2 di Institut Agama Kristen Negeri Toraja

Yulius Roma merupakan Guru Bahasa Inggris di SMAN 5 Tana Toraja. Ia pernah menjadi pengajar tidak tetap di Fakultas Ekonomi Universitas Kristen Indonesia Toraja, Tutor Universitas Terbuka dan Fasilitator Belajar Yayasan Trampil Indonesia. Guru muda yang berprestasi ini sudah tidak diragukan lagi dalam dunia tulis menulis beberapa bukunya sudah terbit di penerbit mayor  Penerbit Andi.

Prestasi yang pernah diraihnya adalah Pemenang Ketiga Lomba Kreatifitas Guru Tingkat SMA pada Porseni PGRI Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2017. Meraih dua medali emas dan tiga medali perunggu Gurulympics PGRI tahun 2020. Guru Berprestasi jenjang SMA Provinsi Sulawesi Selatan tahun 2021

Pengantar beliau bahwa yakin sahabat-sahabat semua telah memiliki sejumlah naskah yang akan dibukukan dengan tema yang bebas, sebebas jari-jari kita menyatukan kata demi kata menjadi untaian kalimat menarik. Untuk sukses menuju tujuan yang telah diimpikan, maka tentunya harus melalui sejumlah langkah. Impian bapak/ibu di sini tentunya bisa menerbitkan buku solo sendiri yang ber-ISBN. Beliau  akan berbagi langkah-langkah itu menurut pengalaman saya ya. Tentunya bapak/ibu yang sudah memiliki bekal editing naskah memiliki kiat sendiri.

Langkah-langkah menyusun buku :

1.Menulis naskah buku merupakan sebuah kenikmatan ketika kita menulisnya tanpa beban. Demikian pun ketika kita mulai merapikannya. Beban bahwa naskah kurang berkualitas, masih sedikit, bahasanya kurang keren, dll dibuang jauh-jauh. Yakinkan diri bahwa naskahnya paling unik diantara semua buku yang pernah terbit. Ini langkah awalnya.

2.Jika naskahnya memiliki TOC (Table of Contents), baca ulang urutan judul dan sub judulnya. Mungkin saja ada judul yang cocok di Bab lainnya. Termasuk potongan-potongan naskahnya, hindari ada pengulangan isi paragraf yang persis sama di Bab lainnya.

3.Pastikan ukuran kertasnya A5 dengan jumlah halaman khusus isi buku minimal 75 halaman

4.Beliau menyarankan kita menerbitkan buku solo. Dengan demikian Upayakan ada Kata Pengantar dari orang lain.

5.Tambahkan Prakata selaku penulis.

6.Jika memiliki gambar pendukung, cantumkan sumber gambarnya

7.Editing dan finalisasi Metode yang saya gunakan bisa disimak di tautan ini:

https://youtu.be/jXPr59aWJSc

8.Baca ulang naskahnya untuk memastikan urutan Bab, judul dan sub judulnya sudah sesuai.

Sekedar tambahan bahwa penting untuk sering-sering menyiangi naskah tulisan kita. Kadang ada Bab yang masih minim materinya, tentunya butuh tambahan materi. Jika merasa kesulitan menambahkan kalimat, tambahkanlah contoh-contoh pengalaman nyata yang pernah bapak/ibu jalani yang terkait dengan topik bukunya. 

Menyusun naskah buku sebenarnya tidak memiliki rumus paten, tetapi pada pembiasaan pada diri untuk melakukan pengeditan/penyuntingan. Beliau  memilih untuk terbiasa merapikan naskah sebelum dikirimkan ke penerbit. Naskah yang rapi tentunya sedikit membuat jatuh hati penerbit pada naskah buku kita. Naskah buku yang isinya biasa-biasa saja akan menjadi elegan ketika RAPI.

Jika pada satu waktu naskah yang kita tulis seolah-olah tidak terkait satu sama lain, namun memiliki judul yang berdiri sendiri pada tiap Bab, jadikan saja naskah buku dalam bentuk Bunga Rampai

Menyusun naskah buku adalah momen menikmati tulisan kita. Jatuh bangunnya kita dalam menulis akan dinikmati ketika memasuki tahap menyusun naskah-naskah yang terserak. Membiasakan diri membaca ulang dan menyunting naskah adalah tahap pembiasaan diri untuk untuk menghasilkan karya buku yang elegan. Seringkali ide yang terselip oleh tumpukan pikiran kita akan terungkit kembali dalam proses penyusunan naskah. Jadi, nikmatilah tahap menyatukan naskah-naskah buku sahabat-sahabat sekalian.

Buku-buku yang telah ditulis: Guru Menulis Guru Berkarya (Penerbit Eduvation, 2020); Digital Transformation: Generasi Muda Indonesia Menghadapi Transformasi Dunia (Penerbit ANDI, 2020); Antologi Puisi Rona Korona Dalam Duka dan Ria (Penerbit Oase Pustaka, 2020); Antologi Menciptakan Pola Pembelajaran Efektif dari Rumah (Penerbit Tata Akbar, 2020); Antologi Kisah Inspiratif Sang Guru (Penerbit Pustaka Ilalang, 2020); Tetesan Di Ujung Pena (Penerbit Eduvation, 2021); dan Merajut Asa Di Badai Korona (Penerbit Gemala, 2021), Flipped Classroom: Membuat Peserta Didik Berpikir Kritis, Kreatif, Mandiri, dan Mampu Berkolaborasi dalam Pembelajaran yang Responsif (Penerbit ANDI, 2021), Metode Belajar Online: Kiat Sukses dalam Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) (YPTD 2021).

 

Penulis : Agung Pramono

Kelas Belajar Menulis Gelombang 18

Sabtu, 22 Mei 2021

Bagaimana Kita Mengubah Kehidupan

Bagaimana Kita Mengubah Kehidupan

Mengapa Gandhi dapat menggerakkan rakyat India? Mengapa Soekarno dapat menggerakkan rakyat Indonesia ? Mengapa Martin Luther King didengarkan dan diikuti oleh jutaan orang ?

          Ada banyak penjelasan atas pertanyaan-pertanyaan tersebut seperti mereka adalah manusia yang memiliki kharisma yang besar. Tapi ada kesamaan yang jelas di antara mereka yakni hadir dengan membawa inspirasi kepada masyarakatnya. Dengan kekuatan kata-kata mereka menyentuh hati, menggugah kesadaran dan memberi pemahaman dan pencerahan kepada orang-orang di sekitar mereka. Dengan kekuatan kata-kata mereka mewujudkan apa yang tidak mungkin menjadi suatu kenyataan.

          Bahkan jauh setelah meninggal, kisah mereka tetap menjadi inspirasi bagi ribuan bahkan jutaan orang mencerahkan mereka yang tenggelam dan tak berdaya dalam kekelaman hidup.

          Inspirasi mereka telah menjadi kekuatan pengubah dunia bukan karena rasionalitas dibalik inspirasi tersebut. Penyebabnya karena inspirasi itu menyentuh hati emosi dan jiwa orang-orang yang mendengarkannya. Inspirasi  tentang sebuah visi kehidupan atau imaji masa depan disampaikan, digambarkan, dijelaskan  dan diterangkan melalui cerita melalui kata-kata. Jadilah cerita inspiratif yang menumbuhkan semangat dan harapan akan kehidupan masa depan yang diimpikan.    Pidato Soekarno yang berkobar-kobar membakar ketertundukan jiwa rakyat Indonesia. Pidato Martin Luther King tentang impiannya membuka kesadaran pendengarnya tentang adanya kemungkinan kehidupan yang jauh lebih baik. Kata-kata Gandhi melahirkan kesabaran yang luar biasa para pengikutnya dan menerima pukulan fisik pasukan Inggris tanpa sekali sama sekali membalas.

           Apa yang sebenarnya terjadi? Apakah kata-kata dan kisah inspirasi orang besar tersebut merupakan mantra berdaya magis ? Banyak penelitian psikologi yang menunjukkan bahwa kata-kata memang mempunyai kekuatan yang luar biasa, sekalipun keluar dari orang yang biasa.  Kata bukanlah sekedar penjelasan terhadap suatu realitas tetapi pembentuk realitas itu sendiri. Makna dibentuk dalam percakapan realitas ciptakan dalam komunikasi.

          Guru yang meyakini dan mengatakan muridnya sebagai orang bodoh dan malas maka akan benar-benar mendapatkan nilai hasil belajar murni yang buruk. Orang tua yang terus-menerus menyatakan anaknya sebagai anak nakal maka begitu pula jadinya kemudian. Percakapan yang positif dan antusias akan menciptakan budaya yang penuh dengan vitalitas, percakapan yang pesimis dan sinis akan membentuk suatu budaya yang buruk dan menuju ambang kematiannya.

          Apakah orang biasa bisa mempunyai kisah inspirasi? Iinspiratif ternyata milik setiap manusia. Kita pada dasarnya merupakan sumber inspirasi dan pembelajaran yang tidak pernah ada habisnya. Setiap orang mempunyai  kisah-kisah menarik yang mempunyai kekuatan yang luar biasa. Kita lebih kuat menyimpan kisah-kisah tersebut dalam ingatan melebih hal-hal yang lain.

(sumber: buku 4 prinsip perubahan positif dalam berorganisasi)


HAKEKAT GURU

HAKEKAT GURU Pengertian guru menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia memiliki arti orang yang mengajar. Jika profesinya mengajar baik di seko...