Kamis, 17 September 2020

Nilai Karakter Tumbuh di Masa Pandemi Covid 19



    Pendidikan di Indonesia awalnya berjalan sepeti biasa. Berita tentang pandemi Covid 19 dari beberapa negara tetangga seakan biasa saja. Namun semenjak adanya warga Negara Indonesia ada yang positif  Covid 19 semua berubah drastis.  Ujian Nasional yang menunggu hari dibatalkan. Semua pembelajaran dari berbagai tingkat dihentikan. Perubahan yang begitu mendadak membuat semua elemen kebingungan.  Pembelajaran jarak jauh menjadi solusi untuk mengganti petemuan dengan siswa. Siswa yang biasanya belajar di sekolah, mendadak belajar dari rumah. 

    Untuk menyikapi hal ini Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan memiliki aplikasi belajar online. Aplikasi ini tidak  berbayar dan berkualitas.  Nama aplikasinya adalah rumah belajar. Portal pembelajaran yang menyediakan bahan belajar seta fasilitas yang mendukung untuk belajar.  Belajar menjadi asik dan menarik. Rumah  belajar bisa belajar dimana saja, bisa belajar kapan saja dan siapa saja. Fitur-fitur yang tersedia antara lain :  fitur sumber belajar, kelas maya,bank soal, laboratorium maya dan sumber belajar yang lainnya.

Selain rumah belajar kemendikbud melalui Pusat Penguatan Karakter  menyelenggarakan webinar series cerdas berkarakter . Untuk bulan Agustus terselenggara 4 webinar series cerdas berkarakter.

Webinar 6, 8 Agustus 2020 dengan tema “Kurikulum Kondisi Khusus, Adaptasi Pembelajaran Kebiasaan Baru”. Kebijakan pembelajaran di masa pandemic Covid-19 dengan adanya  kurikulum darurat kondisi khusus.. Perampingan kurikulum untuk  mengacu pada kompetensi essensial dan kompetensi prasyarat untuk kelanjutan pembelajaran. 

Webinar 7, 15 Agustus  2020 dengan tema “ Sinergi Pembelajaran Kondisi Khusus”. Pentingnya guru peran dinas pendidikan, sekolah, kelompok kerja guru dan orang tua harus sinergi demi tercapainya pelaksanaan pendidikan yang optimal

Webinar 8, 22 Agustus 2020 dengan tema “Mengelola Pembelajaran Adaftif, Fleksibel dan Akomodatif”. Masih dalam rangka penyesuaian kebijakan pembelajaran dimasa pandemic dengan menerapkan kurikulum dalam kondisi khusus serta memaksimalkan pengelolaan pembelajaran yang adaftif, fleksibel dan akomodatif. Materi yang diberikan guru bersifat konstekstual, kongkrit dan relevan sehingga bermakna bagi siswa. Materi bilangan dilakukan dengan menghitung mainan yang ada dirumah. Pembelajaran dilakukan dengan cara menyenangkan.

Webinar 9, 29 Agustus 2020 dengan tema “ Tetap Produktif di Masa Penuh Tantangan, Vokasi Kuat Menguatkan Indonesia. Menguatkan implementasi pembelajaran produktif dan praktik kerja industry SMK pada kondisi khusus. Masa pandemic tetap ada yang dilakukan untuk siswa SMK yang identik dengan praktik. Peran strategi SMK harus tetap produktif ditengah situasi menantang ini.

Kesimpulan webinar yang dilakukan melalui pusat penguatan karakter ini sangat bemanfaat. Untuk kedepannya perlu ditingkatkan baik dari segi kualitas maupun kuantitas.

    
Setiap webinar selalu ditampilkan video dan film animasi yang menggambarkan pentingnya penguatan karakter. Seorang siswa yang putus sekolah dengan bantuan temannya saling bergotong royong, siswa tersebut bisa kembali sekolah. Seorang anak kost yang rela berkorban tidak pulang kampung demi kesehatan orang tuanya dimasa pandemic Covid 19 ini, dibelikan masker dan makanan. Semua gotong royong mengamalkan pancasila. Aku, kamu dan dia pancasila.

    Dalam pelaksanaan pembelajaran di sekolah kami, banyak siswa yang terkendala dengan kuota dan handphone. Dengan gotong royong dan rela berkorban,  ada sumbangan dari guru dan siswa lainnya untuk membeli pulsa dan menyumbangkan handphone. Semua kompak demi terlaksananya pembelajaran di masa pandemic Covid 19 ini. Semoga Covid 19 segera berlalu dan pembelajaran kembali seperti semula.(Agung Pramono)


Senin, 04 Mei 2020

PEMELIHARAAN RUTIN PERALATAN BENGKEL OTOMOTIF


PEMELIHARAAN RUTIN PERALATAN BENGKEL OTOMOTIF 

Tujuan Pemeliharaan Rutin
Dalam setiap tindakan pemeliharaan, tujuan pokoknya adalah untuk mencegah terjadinya kerusakan peralatan dan mencegah adanya perubahan fungsi alat serta mengoptimalkan usia pakai peralatan. Reliabilitas alat dan kinerja yang baik hanya dapat dicapai dengan melakukan program pemeliharaan yang terencana. Selain untuk
instrumen reliabilitas dan kinerja alat, program pemeliharaan terencana juga mempunyai beberapa keuntungan yaitu dalam hal efisiensi keuangan, perencanaan, standardisasi, keamanan kerja dan semangat kerja. Secara garis besar terdapat empat tujuan pokok pemeliharaan preventif yaitu :
a. Memperpanjang usia pakai peralatan. Hal tersebut sangat penting terutama apabila dilihat dari aspek biaya, karena untuk membeli satu peralatan jauh lebih mahal apabila dibandingkan dengan memelihara sebagian dari peralatan tersebut. Walaupun disadari bahwa kadangkadang untuk jenis barang tertentu membeli dapat lebih murah apabila alat yang akan dirawat sudah sedemikian rusak.
b. Menjamin peralatan selalu siap dengan optimal untuk mendukung kegiatan kerja, sehingga diharapkan akan diperoleh hasil yang optimal pula
c. Menjamin kesiapan operasional peralatan yang diperlukan terutama dalam keadaan darurat, adanya unit cadangan, pemadam kebakaran dan penyelamat.
d. Menjamin keselamatan orang yang menggunakan peralatan tersebut.

Sistem Pemeliharaan Rutin
Untuk memenuhi prosedur pemeliharaan baku, harus disiapkan data pemeliharaan seperti peralatan yang perlu dipelihara, lokasi penyimpanan alat, prosedur pemeliharaannya dan waktu pemeliharaan,
a) Peralatan yang perlu dipelihara
Sebelum instrumen pemeliharaan terencana diterapkan, harus diketahui peralatan apa saja yang sudah ada dan berapa jumlahnya. Untuk itu, pekerjaan dapat dimulai dengan suatu daftar inventaris yang lengkap untuk menjawab pertanyaan di atas. Hal tersebut merupakan persyaratan utama dan layak dijadikan sebagai tugas pertama untuk menyusun instrumen pemeliharaan yang baik. Daftar inventaris yang akurat dan rinci dari segi teknis akan sangat berguna untuk instrument pemeliharaan terencana. Selanjutnya daftar inventaris peralatan tersebut dikelompokkan menjadi sejumlah kelompok yang sesuai dengan jenisnya. Sebagai contoh : kelompok alat-alat tangan, alat-alat khusus (Special service tool/SST), alat-alat ukur dan sebagainya
b) Lokasi penyimpanan alat
Penempatan tiap peralatan harus jelas sesuai dengan pengelompokannya sehingga memudahkan dalam pencarian alat tersebut. Apabila terjadi pemindahan alat hendaknya bersifat sementara dan setelah selesai digunakan dapat dikembalikan pada tempat semula. Penyimpanan alat dan perkakas dapat dilakukan pada : panel alat, ruang gudang, ruang pusat penyimpanan, dan kit alat-alat.
(1) Panel alat (tool panel)
Banyak pekerja yang lebih senang mengguna-kan panel alat untuk menyimpan dan meletakkan alat-alat. Pada umumnya yang diletakkan pada panel alat adalah sekelompok alat sejenis tetapi yang berbeda ukurannya instrumen obeng atau tang dari berbagai ukuran. Dengan panel alat tersebut petugas peminjaman alat lebih mudah mengontrolnya. Panel alat dapat  diatur letaknya menurut keseringan penggunaan yang disusun dalam rentangan warna yang kontras atau dalam warna-warna kombinasi yang serasi.
(2) Ruang gudang alat
Kadang-kadang tidak cukup dinding untuk meletakkan panel alat tersebut. Disamping itu penggunaan panel alat juga tidak sesuai dengan sifat alat karena ada alat yang tidak baik untuk disimpan di udara terbuka. Untuk menyimpan alat yang mempunyai sifat demikian diperlukan almari kecil atau ruangan penyimpanan.
(3) Ruang pusat penyimpanan
Cara lain untuk menyimpan alat dan perkakas adalah menggunakan ruang pusat penyimpanan alat dan perkakas. Ruangan tersebut dapat digunakan untuk menyimpan berbagai alat untuk keperluan semua jenis alat yang ada. Penyimpanan dengan cara ini lebih baik karena petugas peminjaman alat dapat dengan mudah mengadakan pengawasan. Kelemahannya ruang pusat tersebut tidak dapat dekat dengan semua jenis kegiatan yang memerlukan.
(4) Kit alat-alat
Kit alat-alat didesain untuk pekerja secara individual, berisi sejumlah alat yuang lengkap untuk suatu kegiatan perbaikan/servis. Kebaikan kit alat-alat tersebut bahwa siapa saja yang membutuhkan dapat dipenuhi dengan segera tanpa harus memilih jenis-jenis alat yang diperlukan untuk saat itu.
c) Waktu pemeliharaan
Pemeliharaan rutin dilakukan secara instrumen dengan selang waktu tertentu berdasarkan hitungan bulan, hari atau jam. Tanggal pekerjaan pemeliharaan dicatat pada papan instrumen yang diletakkan di ruang penaggung jawab dan pencatatan tanggal pekerjaan dilakukan pula pada lembar data peralatan. Informasi yang dicatat termasuk waktu pakai alat, komponen yang diganti, dan kinerja peralatan. Dari data yang dicatat tersebut dapat diproyeksikan dan diramalkan waktu pakai alat, sehingga dapat direncanakan untuk menggantinya pada saat yang ditentukan.
d) Rambu-rambu Pemeliharaan Peralatan
Pemeliharaan peralatan sangat erat kaitannya dengan masalah pemakaian, perbaikan, dan penyimpanan serta pengadministrasiannya.
a. Perbaikan alat dibedakan antara perbaikan ringan yang dapat dikerjakan sendiri oleh pekerja dan perbaikan khusus yang harus dilakukan oleh ahlinya. Peralatan yang diketahui rusak harus dipisahkan dan ditindaklanjuti.
b. Penyimpanan peralatan berorientasi pada prinsip kebersihan dan prinsip identifikasi. Kebersihan mencakup persyaratan sifat kering dan tidak lembab. Rambu-rambu penyimpanan peralatan adalah sebagai berikut :
1) Peralatan percobaan disimpan menurut jenisnya
2) Peralatan percobaan yang bersifat umum sebagai alat aneka guna disimpan di tempat khusus yang mudah dan cepat mendapatkannya.
3) Peralatan yang memerlukan perlindungan dengan lapisan cat atau pelumas perlu selalu diperiksa fungsi pelapisannya.
4) Peralatan yang mempersyaratkan kondisi kering harus selalu diperiksa tentang kelembaban tempat peyimpanannya.
5) Peralatan yang terbuat dari logam, instrumen, atau kayu yang pipih dan instrumen panjang disimpan dalam posisi terletak mendatar/tidur untuk menghindari pelengkungan tetap.
6) Peralatan yang berbentuk memanjang dan rapuh, dalam mobilitas pemindahannya harus selalu dibawa dalam posisi tegak.

c. Pemeliharaan dan pencegahan kerusakan dilakukan dengan pemeriksan secara rutin dengan penjadwalan yang pasti. Dibedakan antara pemeriksaan harian, mingguan, bulanan dan seterusnya. Dengan pemeriksaan yang rutin dan terus menerus, maka setiap gejala kerusakan akan segera dapat dideteksi dan ditindaklanjuti.
d. Pengadministrasian peralatan dilakukan untuk mempermudah pengendalian dalam hal pemakaian/penggunaan, penyimpanan, perbaikan, perawatan dan pengadaan peralatan baru.
Pengendalian pengelolaan dan pengadmistrasian memerlukan perangkat nstrument yang berupa buku, lembar dan kartu, meliputi :
1) Kartu stok ; warna kartu dibedakan untuk masing-masing jenis peralatan sesuai dengan pengelompokkannya.
2) Buku inventaris ; memuat nomor sandi, nama alat, ukuran, merek/tipe, produsen, asal tahun, jumlah dan, kondisi
3) Daftar peralatan ; memuat kode, nama alat, dan jumlah alat
4) Buku harian ; digunakan untuk mencatat setiap kejadian yang terjadi dan yang berkaitan dengan kegiatan di tempat kerja.
5) Label ; memuat kode alat, nama alat, jumlah dan kondisi alat. Label dipasang di tempat penyimpanan alat.
6) Format permintaan alat.


Sumber : Buku Paket PDTO

PERAWATAN PERALATAN BENGKEL OTOMOTIF


PERAWATAN  PERALATAN BENGKEL OTOMOTIF


Untuk menunjang keberhasilan siswa maka sekolah melengkapi bengkel prakteknya dengan fasilitas peralatan. Fasilitas peralatan yang dimiliki bengkel otomotif di sekolah sangat banyak dan beragam, tentunya investasi yang dikeluarkan untuk pengadaan peralatan juga sangatlah banyak. Sangat disayangkan kalau fasilitas yang sedemikian mahal, namun hanya berusia pendek atau cepat rusak.
Untuk menghindari kerusakan yang cepat maka semua komponen yang bekerja di bengkel harus peduli untuk merawat peralatan bengkel. Untuk dapat merawat dengan benar maka diperlukan pengetahuan dan keterampilan yang cukup. Perawatan secara spesifik dapat dilihat pada spesifikasi atau manual masing-masing alat.

Jenis-Jenis Pemeliharaan Peralatan
Pemeliharaan adalah suatu bentuk tindakan yang dilakukan dengan sadar untuk menjaga agar suatu peralatan selalu dalam keadaan siap pakai atau tindakan melakukan perbaikan sampai pada kondisi peralatan tersebut dapat bekerja kembali. Secara garis besar pemeliharaan dapat dibedakan menjadi dua, yaitu : pemeliharaan terencana dan pemeliharaan tak terencana.

A. Pemeliharaan terencana (planned maintenance)
Pemeliharaan terencana adalah porses pemeliharaan yang diatur dan diorganisasikan untuk mengantisipasi perubahan yang terjadi terhadap peralatan di waktu yang akan datang. Dalam pemeliharaan terencana terdapat kartu pengendalian dan kartu pencatatan sesuai dengan rencana yang telah ditentukan sebelumnya. Pemeliharaan terencana merupakan bagian dari manajemen pemeliharaan yang terdiri  atas pemeliharaan preventif, pemeliharaan prediktif, dan pemeliharaan korektif.

Pemeliharaan preventif adalah pemeliharaan yang dilakukan pada selang waktu tertentu dan pelaksanaannya dilakukan secara rutin dengan beberapa instrumen yang dilakukan sebelumnya. Tujuannya untuk mencegah dan mengurangi kemungkinan suatu komponen tidak memenuhi kondisi normal. Pekerjaan yang dilakukan dalam pemeliharaan preventif adalah mengecek, melihat, menyetel, mengkalibrasi, melumasi, dan pekerjaan lain yang bukan penggantian suku cadang berat. Pemeliharaan preventif membantu agar peralatan dapat bekerja dengan baik sesuai dengan apa yang menjadi ketentuan pabrik pembuatnya. Semua pekerjaan yang masuk dalam lingkup pemeliharaan preventif dilakukan secara rutin dengan berdasarkan pada hasil kinerja alat yang diperoleh dari pekerjaan pemeliharaan prediktif atau adanya anjuran dari pabrik pembuat alat tersebut. Apabila pemeliharaan preventif dikelola dengan baik maka akan dapat memberikan informasi tentang
kapan mesin atau alat akan diganti sebagian komponennya.

B. Pemeliharaan tak terencana
Pemeliharaan tak terencana adalah jenis pemeliharaan yang dilakukan secara tiba-tiba karena suatu alat atau peralatan akan segera digunakan. Seringkali terjadi bahwa peralatan baru digunakan sampai rusak tanpa ada perawatan yang berarti, baru kemudian dilakukan perbaikan apabila akan digunakan. Dalam manajemen kartu pemeliharaan, cara tersebut dikenal dengan pemeliharaan tak terencana atau darurat (emergency maintenance).

Pada umumnya metode yang digunakan dalam penerapan pemeliharaan adalah metode darurat dan tak terencana. Metode tersebut membiarkan kerusakan alat yang terjadi tanpa atau dengan sengaja sehingga untuk menggunakan kembali peralatan tersebut harus dilakukan perbaikan atau reparasi. Pemeliharaan tak terencana jelas akan mengganggu proses produksi dan biasanya biaya yang dikeluarkan untuk perbaikan jauh lebih banyak nstrument dengan pemeliharaan rutin.

Sumber : Buku Paket PDTO

Minggu, 26 April 2020

SOAL PDTO : ALAT UKUR


SOAL PDTO : ALAT UKUR

Nama :
Kelas :

1. Jangka sorong yang lazim diproduksi adalah dengan ketelitian atau kecermatan...

A. 0,10 mm dan 0,01 mm
B. 0,10 mm dan 0,05 mm
C. 0,10 cm dan 0,05 cm
D. 0,50 mm dan 0,10 mm
E. 0,50 cm dan 0,10 cm

2. Bagian Cylinder gauge yang menyentuh benda kerja atau benda yang diukur disebut...

A. Spindel
B. Jarum pengukur
C. Washer
D. Bidang sentuh
E. Anvil

3. Kunci momen berfungsi untuk...

A. Mengencangkan mur atau baut sesuai dengan spesifikasi
B. Mengendurkan mur atau baut sesuai dengan spesifikasi
C. Mengencangkan dan mengendurkan mur atau baut
D. Mengukur kekencangan baut
E. Mengukur keknduran baut

4. Celah atau kerenggangan suatu platina dapat diukur menggunakan alat...

A. Mikrometer
B. Multitester
C. Dial gauge
D. Cylinder gauge
E. Feeler gauge

5. Untuk mengetahui kondisi kabel busi kita dapat mengukur tahanannya menggunakan alat ukur...

A. Avometer atau Multitester
B. Hidrometer
C. Mikrometer
D. preessure meter
E. Tachometer

6. Alat yang digunakan untuk mengukur ketebalan atau thickness gauge umum disebut Celah adalah...

A. Feeler gauge
B. Dial gauge
C. Dial bore gauge
D. Vernier Calliper
E. Vacuum gauge

7. Alat ukur yang digunakan untuk mengukur berat jenis elektrolit baterai adalah...

A. Voltmeter
B. Tachometer
C. Multitester
D. Dwellmeter
E. Hidrometer

8. Tachometer berfungsi untuk mengukur...

A. Putaran Mesin
B. Jarak tempuh kendaraan
C. Kecepatan Mesin
D. Loncatan api paada busi
E. Waktu pencahayaan

9. Keolengan poros dapat diukur menggunakan alat ukur...

A. Mikrometer
B. Multitester
C. Dial gauge
D. Cylinder gauge
E. Jangka sorong

10. Alat ukur yang digunakan untuk mengukur diameter bagian dalam silinder dan lubang kedudukan poros adalah...

A. Dial gauge
B. Dial indicator
C. Cylinder gauge atau cylinder bore gauge
D. Jangka sorong
E. Multitester

11. Fungsi dari skala timble pada micrometer adalah :

A. Menunjukkan nilai angka desimal hasil pengukuran
B. Menunjukkan nilai angka nominal hasil pengukuran
C. Mengatur tekanan pada benda kerja
D. Berputar mengukuti gerakan dari proses pengukuran

12. Micrometer yang digunakan untuk mengukur piston Astrea Supra over size 75 adalah micrometer dengan batas ukur :

A) 75 - 100 mm
B) 25 - 50 mm
C) 50 - 75 mm
D) 0 - 25 mm

13. Pada saat mengukur diameter silinder jika kita tidak mngetahui tipe mesinnya, alat ukur yang pertama kali digunakan adalah :

A) Dial gaue
B) Vernier Caliper
C) Cylinder gauge
D) feeler gauge
E) Micrometer

14. Pada jangka sorong dengan ketelitian 0,05 mm skala verniernya terbagi dalam berapa ruas :

A) 25
B) 10
C) 0
D) 20
E) 50

15. Nilai setiap ruas pada skala sleeve bagian bawah adalah :

A) 0,5 cm
B) 1 mm
C) 0,1 mm
D) 0,5 mm

16. Apabila poros micrometer sudah menyentuh permukaan bidang kerja yang diukur maka agar tidak merusak micrometer, maka bagian yang harus diputar adalah :

A) skala sleeve
B) pengunci
C) skala timbel
D) Ratchet

17. Gambar berikut adalah menunjukan hasil pengukuran dengan mistar geser sebesar :

A) 23,60
B) 20,75
C) 23,75 mm
D) 23,57
E) 20,57

18. Jarum pendek pada dial gauge akan bergerak satu ruas jika jarum panjang bergerak :

A) 4 putaran
B) 2 putaran
C) 1 putaran
D) 3 putaran

19. Hasil pengukuran diameter silinder di suatu titik tertentu, jarum indikator bergerak ke kanan lebih besar di banding posisi lainnya, maka bagian tersebut :

A) Keausan lebih kecil
B) Dinding silinder tidak rata
C) Keausan lebih besar
D) Diameternya lebih besar

20. Bagian Cylinder gauge yang menyentuh benda kerja atau benda yang diukur disebut...

A) washer
B) jarum pengukur
C) measuring point
D) Anvil
E) spindel

Rabu, 22 April 2020

Menulis dan Menerbitkan Buku

Menulis dan Menerbitkan Buku
Resume materi : Edi S Mulyanta
Publishing Consultant Penerbit Andi Yogyakarta

Malam ini, tokoh inspirasi yang dihadirkan Om Jay dalam kelas belajar menulis gelombang 5 adalah Bapak Edi S Mulyanto. Pak Edi merupakan alumni UGM Yogyakarta. Dilihat dari riwayat pekerjaan sudah malang melintang alias sudah banyak pengalamannya.
Malam ini akan memberikan materi “Menulis dan Menerbitkan Buku”

Saat ini penerbitan sedang betul-betul di uji ketahanannya, terutama kondisi terkini di outlet penerbitan tutup karena pandemi yang luar biasa mengubah haluan kami secara mendadak. Darah penerbitan adalah karya tulis dari penulisnya, dimana dari karya tulis tersebut dapat diubah menjadi sebuah media buku yang dapat dinikmati pembacanya melalui outlet-outlet pemasaran baik toko buku, kampus, sekolah, dan pembaca secara langsung

Setiap penerbit telah dipercayakan ISBN dari perpustakaan nasional, sebagai penanda setiap terbitannya, dan dinaungi di bawah IKAPI sebagai lembaga yang ditunjuk pemerintah untuk mewadahi setiap penerbit di luar penerbit kampus.

Penerbit di bawah IKAPI secara alamiah memilih jalur masing-masing sesuai passionnya dalam menerbitkan buku.

Sebagai penulis, sebaiknya memahami ciri khas terbitan setiap penerbit. Tentunya bertujuan agar tulisannya sesuai dengan misi penerbit tersebut. Walaupun ada penerbit yang dapat menerbitkan segala tema di setiap terbitannya. Penulis, dapat mengirimkan usulan dan proposal terlebih dahulu untuk menjajagi apakah jalur tulisannya sudah sesuai dengan visi dan misi penerbitan belum. Hal ini untuk menghemat waktu dan biaya dalam mempersiapkan tulisannya.

Setiap penerbit, mempunyai SOP dalam memilah, memilih tulisan untuk dijadikan komoditas industri, dengan tujuan utama tentunya adalah terbitannya dapat terserap di pasar dengan cepat. Penerbit mempunyai peta pasar yang dia rekam dari outlet-outletnya, sehingga instink penerbitan yang telah lama bergelut di bidangnya akan semakin terasah. Dari melihat judul, outline, dan siapa penulis, terkadang penerbit dapat memproyeksikan pasar buku yang menjadi sasarannya

Kunci pertama bagi penulis adalah pemilihan judul yang baik, pasar sasaran yang akan dituju, kemudian lakukan sedikit riset pesaing, sehingga dapat dengan gamblang ditawarkan ke penerbit Apalagi tema yang ditulis tersebut ternyata tema yang baru, perlu tambahan data riset kecil yang tidak gampang untuk memengaruhi penerbit Penerbit lebih cenderung mencari tema yang secara data pemasaran sudah ada, sehingga gambling dalam membiayai penerbitannya mempunyai risiko yang semakin kecil untuk tidak terserap di pasar.

Kirimkan ke beberapa penerbit, apabila penulis belum berpengalaman bekerjasama dengan penerbit. Penerbit akan menyeleksi tulisan, dengan beberapa pertimbangan. Paling banyak porsi pemasaran sebagai pertimbangan utamanya. Berikan sedikit penjelasan pasar sasaran, dengan data-data angka akan lebih menarik. Sebagai contoh, saat ini buku yang sangat dicari adalah buku tentang Covid-19. Cari secepatnya apa, bagaimana, virus tersebut. Apakah buku yang kita tulis betul-betul mempunyai manfaat pada pembaca..

Pesaing buku apakah sudah ada apa belum. Penulis perintis pertama biasanya dapat menikmati pasar awal yang cukup menarik. Biasanya tulisan pertama memunyai kualitas yang belum baik, akan tetapi mengejar momen yang cukup  bagus. Penulis follower biasanya mempunyai penyajian materi yang lebih baik  akan tetapi terkadang menikmati pasar sisa dari para penulis perintis. Penulis perintis effort awal lebih banyak, dan terkadang mempunyai risiko tidak laku juga besar. Penerbit akan sangat tergantung dari tawaran awal dalam proposal dalam menentukan penerbitannya. Proposal buku akan semakin sempurnya, jika penulis telah melakukan proses tulisan bukunya minimal 50% dari rencana keseluruhan. Supaya proses penyelesaian tulisannya tidak terlalu lama. Penerbit biasanya memberikan waktu yang beragam untuk menyelesaikan tulisan tersebut.

Banyak penulis yang menebar proposal banyak, akan tetapi finishing tulisannya lambat. Hal ini akan menghambat proses produksi bukunya, sehingga terkadang penerbit akan memilih tulisan yang lebih dahulu selesai. Hal inilah diperlukan manajemen waktu penyelesaian tulisan penulis, supaya dapat segera diproses di penerbitannya. Proses penerbitan cukup panjang waktunya, dari administrasi penerbitan awal, editing, setting layout, desain c over, dan proses produksi. Tanpa ada antrian proses penerbitan buku memakan waktu antara 2 minggu hingga 1 bulan paling lama.

Yang membuat lama adalah proses antrian, baik dari sisi penulis maupun beberapa bagian di penerbitan.

Pada proses administrasi penerbitan, yang perlu dipersiapkan adalah:
Kelengkapan naskah, dari Judul-Sub Judul, Nama Pengarang, Kata Pengantar, Prakata, Daftar Isi, Bab, hingga Sinopsis. Penulis harus jeli melengkapi hal demikian, karena biasanya sebelum lengkap, proses selanjutnya tidak akan dijalankan.

Proses editing, akan terbantukan dengan pengetahuan ejaan, pemilihan kata, kalimat, paragraf hingga hirarki bab yang baik dari penulis.

Kelemahan penulis biasanya tidak clear saat menentukan hirarki bab, paragraf, kalimat, kata, dan pemilihan fontasi. Editor akan membantu hal tersebut, akan tetapi apabila penulis telah menata dengan baik, maka kerja editor akan lebih fokus ke dalam bagaimana memilih efektifan kalimat, dan struktur bab yang baik. Setting layout juga mempunyai peranan yang penting, karena menentukan ukuran buku, jumlah halaman, dan keindahan halaman per halaman. Titik krusial ada di sini, karena dengan pengaturan halaman yang baik, makan harga buku akan dapat efektif di tentukan.

Harga buku yang menarik, akan cukup memengaruhi pembeli dalam memutuskan akan menikmati buku tersebut atau meninggalkannya. Desain cover, juga memunyai peranan strategis dalam sebuah buku. Apalagi tipikan pembeli buku di Indonesia adalah didasarkan dari keindahan dan seberapa menarik cover buku. Tipikan pembaca buku di indonesia adalah, sight seeing, sehingga cover sangat penting sekali dalam pemasaran buku. Setiap penerbit mempunyai data juga bagai mana cover yang menarik, dan terbukti mendongkrak pemasaran. Saat proofing, penulis sebaiknya memberikan beberapa perbaikan ide untuk lebih memperkuat pasar buku yang ditulisnya.

Kerjasama yang baik dari penulis, dan pengetahuan data dari penerbit akan dapat menentukan keberhasilan tulisan untuk terserap di pasar. Akan tetapi dari pengalaman kami, tidak ada buku Best Seller yang By Design. Artinya, banyak buku Best Seller di Indonesia, terkadang karena karunia semata... Jadi jangan takut menawarkan tulisan anda ke penerbit.... karena pada dasarnya penerbit juga trial and error dalam menerbitkan buknya. Hanya pengalaman, dan intuisi terkadang membantu untuk menghindari kerugian akibat terbitannya tidak laku di pasar.

Demikian yang disampaikan oleh pak Edi S Mulyanta, semoga dapat memberikan sedikit pengetahuan terhadap kita dalam mencoba memasukkan tulisannya ke penerbit-penerbit di Indonesia

Sumber Inspirasi : Materi Belajar Menulis bersama Om Jay
Pada Hari Rabu, 22 April 2020.

Minggu, 19 April 2020

KEGAGALAN CAMBUK KEBERHASILAN

KEGAGALAN CAMBUK KEBERHASILAN
Narasumber : Sigit Suryono

Tokoh inspirasi malam ini dihadirkan oleh Om Jay adalah Sigit Suryono, guru SMP Negeri 1 Wonosari Gunungkidul akan berbagai pengalaman dengan teman-teman berkaitan dengan keberhasilannya menjadi juara 1 guru berprestasi SMP tingkat nasional tahun 2015 maupun sebagai duta rumah belajar tahun 2018. Prestasi yang lain yang semoga bisa menjadi inspirasi  bagi guru-guru atau yang lainnya.

Beliau mengatakan di group menulis bersama Om Jay ini banyak “Guru menulis dan Berprestasi". Beliau mengatakan baru satu kali membuat buku itupun harus di buat sama istri selama 9 tahun baru bisa jadi 1 buku kumpulan cerpen, yang dengan judul "aku ingin menghitung rembulan" pada tahun 2017 berhasil menjadi salah satu desiminator terbaik literasi smp tingkat nasional. "betapa sulitnya saya membuat karya"

Dalam menulis buku memang agak susah, namun menulis yang lain banyak dilakukan. Membuat coretan artikel, berita dan juga tutorial yang lumayan banyak dilakukan.

Hal pertama yang ingin beliau sharingkan tentang bagaimana bisa meraih juara 1 Guru berprestasi tingkat Nasional pada Tahun 2015. Untuk mencapai kejuaran tersebut sebenarnya beliau mulai menyiapkan diri sejak awal bekerja di SMP Negeri 1 Wonosari. Tepatnya pada saat itu masih CPNS diminta untuk mengikuti kegiatan seleksi simposium tingkat Propinsi  DIY tahun 2006. Pak Sigit  melihat ada peluang yang direkam dari senior-senior saat pelaksanaan simposium tersebut yaitu banyak dari peserta simposium yang ahli dalam penelitian namun belum banyak yang menguasai TIK, sedangkan teman-teman yang menguasai TIK banyak yang tidak mau melakukan penelitian bahkan malas menulis laporan. I

Simposium pada waktu itu diikuti oleh semua ketua MGMP SMP maupun pengurus hampir semua bidang study yang ada di propinsi DIY dan setiap Kabupaten wajib untuk mengirimkan peserta dalam kegiatan tersebut. Itu sebagai sebuah tantangan dan peluang bagi beliau untuk mempromosikan diri kepada para senior, hal tersebut dikarenakan pada tahun 2006 sudah menyelesaikan S2 untuk jurusan Teknologi Pembelajaran (walaupun harus kuliah 11 tahun karena S1 hampir DO 7 tahun ditambah langsung S2 3,3 tahun itulah senjata yang handal bagi pak Sigit Suryono)

Jadi untuk keberhasilan awal yang beliau rasakan adalah: 
1. Pendidikan amat penting bagi kita saat akan terjun ke dunia kerja ( beliau sudah diberi senjata yang tajam oleh orang tua), 
2. Pemilihan jurusan S2 yang tidak linier bagi beliau pada saat itu karena ingin punya keahlian yang belum banyak dimiliki oleh teman-teman di dunia pendidikan pada saat itu.

Dari simposium tersebut pak Sigit Suryono mulai diminta untuk mengajar powerpoint, flash, blog, dan lain-lain dari sekolah-sekolah  di wilayah kabupaten Gunungkidul, lintas mgmp, dan juga diminta untuk menjadi trainer kegiatan di tingkat kabupaten maupun tingkat propinsi.

Kemudian ajang lomba mulai dijajaki, kegagalan setiap mengirimkan karya, dan proposal berkali-kali. Namun pantang menyerah terus mencari informasi lomba lewat web maupun blog tentang info lomba. jangan tunggu informasi dari dinas karena pasti akan terlambat. Kegagalan-kegagalan yang ada di depan mata saat lomba, bahkan karya terbaik yang dia buatpun masih kalah. Dalam lomba padalah pada saat itu karya yang beliau buat lebih baik dari karya peserta lomba lain? "Inilah masalah baru bagi pemain lomba"

Oleh karena itu pak Sigit Suryono melakukan riset kenapa selalu kalah. Dia renungkan akhirnya mulai tahun 2009, beliau sudah mulai mencicipi hasil kejuaran dari tingkat kabupaten, regional, maupun propinsi, namun di tingkat nasional beliau selalu kalah dalam 6 kali berhasil menjadi finasil lomba tingkat nasional. Apa sih yang menyebabkannya kalah terus ??

Saat kita benar-benar ingin mengikuti lomba tingkat nasional maka kita harus melakukan: 
1. Mempersiapkan diri dengan sebaik-baiknya karya yang akan kita ikut lombkan (kecuali masih tahap awal karena hanya ingin mencoba berhasil/tidak ya gagal/tidak), 
2. Karya yang kita ikutkan dalam lomba bukan karya yang instan artinya karya yang kita buat tidak maksimal karena hanya membuat karya saat akan ada lomba, namun siapkanlah karya yang dibuat itu jauh hari bahkan mungkin 1 tahun pengerjaan yang di dalamnya ada jiwa dan ruh kita, semangat kita.
3. Jika kita lolos ke nasional perlu di lihat kembali apasih yang akan dinilai saat kita mengikuti lomba tersebut, apakah karyanya ataukah presentasinya (hal ini sangat penting saat kita mengikuti suatu lomba), 
4. Siapkan diri, pribadi, mental dan juga fokus pada lomba, 
5. Saat presentasi lomba fokus pada materi yang akan kita sampaikan, jangan sampai keluar dan menyimpang dari presentasi yang kita siapkan karena akan banyak memakan waktu.

Kegagalan-kegagalan di awal beliau ikut lomba di tingkat nasional karena pada saat pemaparan dulu sering melakukan presentasi yang keluar jalur bukan pada pokok media atau penelitian yang dia buat. Misalnya ( siapa saya, prestasi apa yang saya miliki, membanggakan organisasi, sekolah, maupun yang lainnya sehingga keluar jalur dari presentasi yang seharusnya harus fokus pada media yang dia presentasikan) itu penting sekali karena beliau pernah gagal di ajang inobel tahun 2009 saat itu  kehabisan waktu karena hanya menceritakan siapa saya, dan lain-lain yang akhirnya harusnya dari teman-teman peserta pada saat itu menilai saya bisa masuk 3 besar ternyata tidak masuk ...... pengalaman pahit...

Kalau ada teman yang pernah gagal dalam lomba pasti akan merasakan apa yang pernah beliau rasakan. Lomba itu pasti hasilnya gagal atau juara. kalau gagal maka kita harus melakukan evaluasi. kalau menang jangan jumawa karena suatu saat bisa juga kita akan kalah ketika tidak bisa kontrol diri "AKU-nya muncul" sehingga saat presentasi di lomba lain bisa kalah dengan orang lain. Maka saran beliau mari kita terus belajar-belajar-dan belajar, belajar dimana saja, kapan saja dengan siapa saja" 

Hal yang beliau tuliskan diatas adalah pengalaman saat mengikuti lomba-lomba yang selalu gagal. Dengan kegagalan tersebut dijadikan cambuk untuk prestasi berikutnya sebagai guru berprestasi tahun 2015.

Sumber Inspirasi : Belajar Bersama Om Jay Gel.5
Pada Tanggal 17 April 2020

KIAT-KIAT MENJADI GURU BERPRESTASI NASIONAL

KIAT-KIAT MENJADI GURU BERPRESTASI NASIONAL

Tokoh Inspirasi kali ini, Om Jay menghadirkan Bapak Sigit Suryono,M.Pd guru di SMPN 1 Wonosari, Gunung Kidul, DIY, Indonesia

Beliau adalah juara pertama guru berprestasi jenjang SMP tahun 2015 dan duta rumah belajar Kemdikbud tahun 2018.
Pernah membuat Cerpen beserta istrinya dengan judul “Aku ingin menghitung rembulan” dimana cerpen tersebut pada tahun 2017 berhasil menjadi salah satu desiminator terbaik literasi SMP tingkat nasional.

Gambar. Penyerahan hadiah sebagai Juara 1 Guru Berprestasi Tingkat Nasional SMP Tahun 2015 oleh Bapak Menteri Pendidikan Nasional Bapak Anies Baswedan.

Kiat-kiat menjadi guru berprestasi adalah :
Cari Pedoman Pemilihan Guru Berprestasi pada tahun penyelenggaraan dilaksanakan jika belum keluar pedomannya dapat menggunakan pedoman pada tahun sebelumnya.
1.Cermati isi dari pedoman tersebut berkaitan dengan proses penilaian dari tingkat Kabupaten, Tingkat propinsi, dan tingkat Nasional.
2.Buat portofolio 8 tahun terakhir sesuai dengan ketentuan dari buku pedoman pemilihan guru berprestasi.[ kumpulkan semua karya bapak ibu guru yang sudah dibuat selama 8 tahun terakhir, untuk bukti fisik berupa Surat tugas, piagam, dll, diligalisir oleh atasan langsung]
Untuk tahun 2015 syarat portofolio kita adalah 8 tahun. itu hal yang menantang bagi peserta gupres maka penting untuk mengarsipkan semua kegiatan yang pernah kita lakukan dari tahun ke tahun ( alhamdulillah karena pengalaman tahun 2006 tersebut saya masih memiliki semua arsip yang dibutuhkan untuk mengikuti gupres, seperti undangan, catatan singkat/ laporan singkat setiap kegiatan yang saya ikuti, foto, video dan dokumentasi, piagam dan sertifikat yang lain selama 8 tahun tersebut hampir semuanya lengkap sehingga memudahkan untuk menyusun portofolio tersebut)
saya lanjutkan untuk tipsnya
3.Persiapkan naskah inovatif dan sesuaikan cara penulisannya sesuai dengan kaidah penulisan masing-masing karya. Tampilkan karya inovasi terbaik yang bapak/ ibu guru miliki dan selalu memperhatikan dari buku pedoman pemilihan guru berprestasi tingkat nasional.[ karya bisa berupa PTK, best practice, maupun penelitian yang lainnya seperti penelitian eksperimen, penelitian R&D, dll] jangan lupa buat presentasinya menggunakan Ms Powerpoint atau yang lainnya.
4.Buat makalah evaluasi diri mengapa saya layak sebagai guru berprestasi dengan tema dan tata penulisan sesuai dengan ketentuan pedoman guru berprestasi. [ jika dalam pedoman tidak ada makalah evaluasi diri maka makalah ini tidak perlu dibuat]
5.Persiapkan video pembelajaran untuk satu tatap muka yang mencerminkan proses pembelajaran yang benar sesuai dengan rpp yang kita buat. [ syarat yang maju ke tingkat nasional]
Setelah itu semua siap maka hal yang kita lakukan adalah melalui tahapan-tahapan seleksi guru berprestasi dari tingkat kabupaten sampai nasional yaitu:

Kegiatan penilaian di masing-masing jenjang seperti yang sudah saya ikuti pada tahun 2015 meliputi:
Lomba Guru Berprestasi tingkat Kabupaten Gunungkidul:
1.Test tertulis meliputi Kompetensi Pedagogik dan Kompetensi Profesional
2.Test Wawancara meliputi Kompetensi Pedagogik, Kompetensi Prefesional, Kompetensi Sosial, dan Kompetensi Kepribadian.
3.Presentasi dan wawancara Karya Tulis Ilmiah.

Lomba Guru Berprestasi Tingkat Propinsi DIY
1.Test tertulis meliputi Kompetensi Pedagogik, Kompetensi Sosial, Kompetensi Kepribadian dan Kompetensi Profesional
2.Test wawancara meliputi Kompetensi Pedagogik, Kompetensi Sosial, Kompetensi Kepribadian dan Kompetensi Profesional
3.Psikotest
4.Presentasi dan wawancara Karya Tulis Ilmiah.

Lomba Guru Berprestasi Tingkat Nasional
1.Test tertulis meliputi Kompetensi Pedagogik, Kompetensi Sosial, Kompetensi Kepribadian dan Kompetensi Profesional
2.Test wawancara meliputi Kompetensi Pedagogik, Kompetensi Sosial, Kompetensi Kepribadian dan Kompetensi Profesional
3.Psikotest
4.Presentasi dan wawancara Karya Tulis Ilmiah.

Kesimpulan:
Serta bagi para guru pesan beliau
adalah teruslah belajar, berkolaborasi dan berbagi agar ilmu yang dimiliki agar bisa dimanfaatkan oleh orang lain. Bekalilah muridmu sesuai dunianya, karena mereka akan hidup di zaman mereka yang sangat berbeda dengan zamanmu. dan jangan lupa Belajar dimana saja, kapan saja, dengan  siapa saja ("Rumah Belajar")

Sumber Inspirasi : Materi Belajar Menulis bersama Om Jay Gel 5
Pada Hari Jumat, 17 April 2020.

HAKEKAT GURU

HAKEKAT GURU Pengertian guru menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia memiliki arti orang yang mengajar. Jika profesinya mengajar baik di seko...