Minggu, 21 Februari 2021

VII.12 Guru yang rendah hati

12. Guru yang rendah hati

          Bu Yati guruku SD mengajar dengan lemah lembut dan kesabaran. Pak Satiman guruku SMP mengajarkan tentang kedisiplinan. Pak Sarwo  guruku SMA mengajarkan keakraban. Dari contoh ketiga guruku walaupun berbeda pembawaannya namun ketiganya dikenang dihati karena mengajar dengan rendah hati. Sikap yang spontan dilakukan oleh guru-guru tersebut untuk lebih dekat dengan peserta didik. Banyak cara yang mereka lakukan. Menegur dengan lembut, mengajak komitmen yang disepakati bersama dan mengajak diskusi bersama untuk suatu permasalahan. Jadi peserta didik tidak merasa tertekan dengan apa yang diberikan oleh guru. Guru tidak merasa sebagai penguasa dalam kelas.

          Guru yang profesional harus rendah hati. Rendah hati adalah karakter guru yang didambakan yang terus tertanam dalam diri guru. Menjadi guru tidak hanya mengajar saja tetapi harus memiliki keteladanan  seperti yang sudah kita bahas pada materi yang lalu dan karakter rendah hati. Guru jangan mengandalkan kesombongan tetapi memiliki kemampuan memaafkan. Seorang guru juga harus mampu mengelola emosional ketika menghadapi lingkungan yang sulit dikendalikan. Sebagai seorang guru harus rendah hati merasa bahwa peserta didik kita jadikan teman yang akan membantu tercapainya tujuan belajar. Dengan rendah hati kita akan memberikan pengetahuan dan kebijaksanaan kepada peserta didik.

          Seorang guru harus menghormati orang lain tak terkecuali peserta didik. Seorang guru yang menyapa dengan halus, lemah lembut dalam tindak tanduknya akan selalu membekas dihati peserta didiknya. Semua yang dilakukan akan terbawa oleh peserta didik walaupun sudah tidak diajar lagi oleh guru tersebut. Guru harus memahami diri sendiri. Mengetahui kemampuan yang dimiliki. Saat mendapatkan tugas dari pimpinan maka dia akan siap menerima tugas tersebut dan dilakukan dengan sebaik mungkin. Dia bisa membalas kepercayaan tersebut dengan prestasi yang diberikan. Namun dia juga menyadari keterbatasan dirinya. Saat dia tidak tahu maka akan bertanya pada rekannya bila perlu memberikan kepercayaan kepada orang lain.

          Dalam mengajar kita jangan sombong atau takabur. Walaupun kita ini seorang guru namun jangan merasa lebih tahu segalanya dibanding peserta didik. Untuk peserta didik setingkat SMP dan SMA mungkin dia  mendapat tambahan pengetahuan dari google atau yang lainnya. Jadi jangan menganggap peserta didik sekarang seperti kertas kosong yang tidak ada pengetahuan sama sekali. Kita sebagai guru harus rendah hati dan menerima kritik dan saran dari peserta didik. Dengan kritik dan saran maka ada bagian yang perlu diperbaiki lagi. Guru yang hebat adalah guru yang mau setiap saat melakukan perbaikan dan peningkatan kemampuan.

          Guru juga jangan membanggakan kemampuan yang kita miliki sehingga tidak mau menerima saran dari orang lain apalagi peserta didik. Hal ini perlu kita hindari. Perkembangan ilmu pengetahuan begitu pesatnya sehingga kemampuan yang kita miliki mungkin sudah tertinggal jauh. Oleh karena itu kalau ada saran dari peserta didik sekalipun mesti kita perhatikan.

Guru yang sombong atau tinggi hati tidak akan mampu meraih tujuan mengajar karena dia tidak bergaul akrab dengan peserta didiknya. Sehingga problematika belajar peserta didiknya tidak diketahui dan tidak bisa dipecahkan. Guru tidak mau menanyakan keluhan peserta didik. Begitu juga peserta didik mau bertanya segan untuk mengutarakan. Permasalahan ini bisa diselesaikan apabila seorang guru membimbing dengan kelembutan, menanyakan masalah yang dihadapi. Guru akan memberikan solusinya sehingga tujuan pembelajaran tercapai.

Kesimpulan dari pembahasan ini bahwa :

1.     Pengaruh karakter rendah hati tidak terbatas pada guru, akan tetapi memantul kepada peserta didik dan memberikan efek secara positif kepada peserta didik.

2.     Rendah hati adalah salah satu sebab dalam mengjilangkan jarak antara guru dan peserta didiknya.

3.     Guru yang sombong menyebabkan jauhnya peserta didik dengan guru mereka dan berpaling dari ilmu yang diajarkan. Peserta didik tidak memperhatikan materi yang diberikan oleh gurunya.

          Kita sebagai generasi penerus akan senang apabila kita mengenang guru karena ada hal yang selalu teringat. Misalnya guru kita yang mengetahui kelemahan kita, tidak pernah marah dan menghargai kita sebagai peserta didik serta karakter yang baik lainnya. Marilah kita sebagai guru menerapkan hal-hal yang baik tersebut agar kita menjadi guru yang didambakan peserta didik kita. Mereka akan merindukan kita tatkala tak bertemu.

 

Lomba Blog Bulan Februari

Menulis Blog Jadi Buku

Tulisan hari ke 21

Penulis Agung Pramono

 

 

 

Sabtu, 20 Februari 2021

VII.11 Guru yang disiplin terhadap peserta didik

11. Guru yang disiplin

Semasa saya sekolah SMP saya mempunyai guru olah raga namanya pak Satiman. Pak Satiman adalah guru yang disiplin. Tidak pernah datang terlambat. Mengisi pelajaran tepat waktu. Memberikan pengajaran dengan semangat tidak bermalas-malasan. Setiap ada penugasan selalu dibimbingnya. Tidak pernah menyia-nyiakan waktu mengajar dan pulang tepat waktu. Dari apa yang ditampilkan oleh pak Satiman membuat saya dan teman-teman mengikuti apa yang diajarkan oleh guru saya tersebut. Awalnya memang berat dalam melakukan tindakan disiplin ini namun lambat laun karena terbiasa maka akan menjadi mudah dan menyenangkan. Inilah pengalaman saya mempunyai guru yang disiplin.

Disiplin adalah masalah yang paling berat yang dihadapi oleh guru. Berhasil tidaknya seorang guru dalam mengajar tergantung bagaimana cara guru dalam menciptakan disiplin terhadap siswanya. Hal ini tidak datang dengan sendirinya, tetapi harus tetap dipelajari dan dilakukan secara terus menerus dan diperbaiki selama menjadi guru. Guru yang disiplin sangat diharapkan untuk mengembangkan sekolah menjadi maju. Melaksanakan tata tertib sekolah dengan baik. Pembelajaran dapat tepat waktu sehingga target kurikulum tercapai. Guru yang disiplin juga akan membantu prestasi siswa akan terwujud.

 Tidak adalagi guru yang terlambat masuk  dan tidak ada guru yang mengajar tanpa persiapan. Semua bekerja sesuai dengan standar waktu dan standart kualitas yang ditetapkan. Hal tersebut akan berpengaruh terhadap suasana kerja yang kondusif. Para guru akan saling menghormati dan saling percaya. Tidak ada permasalahan-permasalahan seperti kecemburuan sosial, marah dan rendahnya moral kerja. Suasana yang demikian akan meningkatkan semangat kerja. Para guru akan bekerja dengan senang hati sehingga bersedia mencurahkan segenap tenaga dan pikirannya untuk mencapai visi dan misi sekolah.

Disiplin dulu diterapkan banyak menggunakan paksaan dengan tangan. Peserta didik akan patuh selama mereka diawasi dengan ketat. Bila tidak ada pengawasan maka peserta didik akan menjadi tidak patuh lagi. Namun untuk jaman sekarang peserta didik harus diberi pendidikan disiplin. Pelan tapi pasti agar mereka mengerti tentang kedisiplinan. Agar anak dapat mengatur dirinya sendiri sehingga diharapkan dapat berkembang menjadi manusia yang dewasa untuk menentukan baik atau salahnya dalam berperilaku.

Untuk mengubah perilaku menuju hal yang lebih baik itu tidak mudah seperti yang kita bayangkan. Perubahan ini melalui perjalanan panjang, berjenjang dan berkesinambungan. Mencipatakan kedisiplinan siswa bertujuan untuk mendidik peserta didik agar sanggup memerintahkan diri sendiri. Mereka dilatih untuk menguasai kemampuan untuk mengatur dirinya sendiri sehingga peserta didik mampu menegrti kelebihan atau kekurangan yang ada pada diri sendiri.

Menanamkan kedisiplinan adalah tugas guru. Untuk menanamkan kedisiplinan siswa harud dimulai dari diri guru itu sendiri. Seorang guru tidak akan efektif mengajarapabila dirinya sendiri tidak mengetahui yang diinginkan siswa.

Upaya untuk menumbuhkan kedisiplinan dengan cara :

1.    Guru hendaknya bisa menjadi contoh dalam berdisiplin. Misalnya tepat waktu datang ke kelas saat jam pelajaran sudah dimulai. Siswa tidak akan memiliki disiplin manakala melihat gurunya sendiri tidak disiplin. Guru harus bisa menghindari kebiasaan masuk yang terlambat ke dalam kelas. Sekali guru datang terlambat tanpa ada alasan yang penting maka peserta didik mulai tidak respek terhadap guru.

2.    Guru hendaknya memberlakukan peraturan tata tertib yang jelas dan tegas sehingga mudah untuk diikuti dan mampu menciptakan suasana kondusif untuk belajar.

3.   Guru hendaknya secara konsisten mensosialisasikan kepada peserta didik tentang pentingnya disiplin dalam belajar melalui pembinaan dan keteladanan guru.

Semua upaya itu harus dilakukan oleh seorang guru secara terus menerus dan sabar dalam menerapkan kedisiplinan peserta didik. Seorang guru yang disiplin akan melakukan tata tertib dengan suka rela. Namun dalam pelaksanaannya ada beberapa

faktor eksternal yang mempengaruhi disiplin kerja pegawai termasuk guru yaitu :

1.    Kompensasi

Besar atau kecilnya kompensasi kadang dapat mempengaruhi disiplin kerja.

2.    Keteladanan pemimpin

Pemimpin yang bisa menjadi teladan akan mudah menerapkan disiplin kerja bagi pegawainya. Demikian pula sebaliknya,pemimpin yang tidak memberi teladan akan sulit menegakkan disiplin kerja bagi bawahannya.

3.    Aturan yang pasti

Disiplin kerja tidak akan terwujud tanpa adanya aturan pasti yang dapat menjadi pedoman guru dalam menjalankan tugasnya. Aturan yang tidak jelas kepastiannya tidak akan mungkin bisa terwujud dalam perilaku guru.

4.    Keberanian kepala sekolah dalam mengambil tindakan.

Apabila terjadi pelanggaran disiplin kerja, kepala sekolah harus memiliki keberanian untuk menyikapinya sesuai dengan aturan yang menjadi pedoman bersama.

5.    Pengawasan pimpinan

Pengawasan sangat diperlukan untuk memastikan segala kegiatan berjalan sesuai dengan standar peraturan. Pengawasan yang lemah memberi kesempatan guru melanggar peraturan. Pengawasan sangat penting mengingat sifat dasar manusia yang ingin bebas tanpa terikat oleh aturan.

6.    Perhatian kepada para guru

Perhatian pimpinan kepada guru kadang mempengaruhi disiplin kerja yang dilakukan guru. Kepala sekolah yang suka memberikan perhatian kepada pegawainya akan menciptakan kehangatan hubungan kerja antara atasan dan bawahannya.

7.    Kebiasaan-kebiasaan yang mendukung tegaknya disiplin

Kebiasaan-kebiasaan yang ada dalam sekolah akan mempengaruhi tegaknya disiplin kerja. Perlu dikembangkan kebiasaan positif untuk mendukung tegaknya aturan di sekolah. Kebiasaan-kebiasaan positif itu, diantaranya :

a.     Mengucapkan salam dan berjabat tangan apabila bertemu

b.    Saling menghargai antar-sesama rekan

c.     Saling memperhatikan antar-sesama rekan

d.    Memberitahu saat meninggalkan tempat kerja kepada rekan.

Guru yang disiplin akan membawa energy positif dalam pembelajaran. Maka hal-hal yang tersebut diatas seyogyanya jangan mempengaruhi kedisiplinan guru dalam mengajar. Misalnya guru tetap disiplin walau kompensasinya kecil. Tetap disiplin walau tidak ada contoh dari kepala sekolah. Diawasi atau tidak tetap disiplin. Semoga kita yang berprofesi guru bisa menjadi guru yang disiplin, guru yang membuat semangat belajar peserta didik. Guru yang didambakan kehadirannya.



Lomba Blog Bulan Februari

Menulis Blog Jadi Buku

Tulisan hari ke 20

Penulis Agung Pramono 

 

Jumat, 19 Februari 2021

VII.10 Guru yang peduli dengan peserta didik

 10. Guru yang peduli

Seorang guru yang peduli dapat digambarkan dalam tayangan Kick Andy. Dikisahkan seorang guru asal Temanggung yang sangat peduli dengan kondisi anak didiknya begitu tingginya kepedulian itu sampai-sampai sang guru rela menyisihkan sebagian besar gaji yang diterima untuk biaya peserta didiknya. Meskipun yang bersangkutan masih hidup dalam kekurangan. Kepedulian guru asal Temanggung ini telah mengantarkan peserta didik kepada kesuksesan. Kepedulian guru akan membuat peserta didik menjadi lebih bersemangat dan tidak merasa minder.

Contoh kepedulian juga dapat dilihat di sekolah-sekolah saat pembelajaran ada peserta didik yang nilainya rendah. Sebagai guru tugasnya bukan hanya mengajar saja namun harus memperhatikan mengapa peserta didik tersebut nilainya selalu rendah. Maka guru tersebut akhirnya menemukan penyebab mengapa anak didiknya tersebut mendapat nilai terendah. Dengan sabar dan kepedulian tinggi akhirnya peserta didik tersebut mendapatkan nilai yang tinggi.

Guru yang peduli  melayani peserta didik dengan maksimal. Dalam hal ini guru harus membantu melayani dan memenuhi kebutuhan peserta didik agar potensinya dapat dibedakan secara optimal.  Guru yang peduli akan membuat peserta didik menjadi lebih bagus dalam belajarnya dan akan berperilaku lebih baik. Sebagai peserta didik pun akan selalu mengingat gurunya bukan karena mata pelajaran yang diajarkan, namun  mereka lebih mengingat guru yang peduli kepada peserta didiknya. Guru yang peduli akan menghargai orang lain. Ketika  seorang guru memiliki kepedulian yang tinggi terhadap peserta didik maka peserta didik juga akan peduli terhadap gurunya. Seorang guru pasti tidak ingin muridnya gagal atau terpuruk tetapi mereka berharap anak yang diasuhnya akan meraih kesuksesan

Ada banyak karakter guru yang menunjukkan kepedulian kepada peserta didiknya. Masing-masing guru tentu punya cara tersendiri untuk menunjukkan rasa peduli itu. Namun ada yang umum dilakukan terhadap peserta didik antara lain :

1.     Mengenali siswa dan kehidupan yang dijalaninya. Penting bagi guru untuk mengetahui hal ini karena peserta didik berasal dari beragam kondisi sosial ekonomi yang berbeda. Maka ada baiknya seorang guru berkunjung ke tempat peserta didik. Minimal peserta didik menuliskan keinginannya yang belum tercapai . Guru dan peserta didik mendiskusikan solusi apa yang harus ditempuh agar masalah peserta didik tersebut dapat diselesaikan.

2.     Lebih aktif mendengar keluhan peserta didik. Guru yang peduli akan lebih aktif mendengar apa yang dikatakan peserta didiknya. Kepedulian kepada peserta didik yang kurang mengerti akan meningkatkan kepercayaannya sehingga dapat berubah menjadi lebih baik.

3.     Sering meminta feedback dari peserta didik. Seorang guru yang peduli memberikan topic apa saja kemudian peserta didik disuruh mengomentari topic tersebut. Mungkin ada yang tertarik, ada yang bingung bahkan ada yang tidak mengerti sama sekali. Dengan mengomentari komentar peserta didik maka guru  menunjukkan kepedulian menghargai pendapat peserta didik. Kalau ini sering dilakukan maka akan menciptakann kultur dimana peserta didik merasa aman dan nyaman mengajukan pertanyaan atau berpendapat.

Sebagai seorang guru jangan pernah melupakan bahwa apa yang dilakukan kepada peserta didik walaupun itu kecil namun kepedulian tersebut akan berpengaruh besar. Misalnya seorang guru yang selalu mengingatkan peserta didik untuk memasukkan baju, menyuruh selalu cuci tangan untuk menjaga kebersihan, menanyakan peserta didik kenapa dia tidak masuk sekolah kemarin atau kepedulian yang lain. Hal tersebut akan selalu diingat oleh peserta didik apalagi seorang guru tak pernah bosan dengan apa yang dilakukan sampai benar-benar peserta didiknya merubah dari yang tadinya jelek menjadi bagus, dari yang tadinya kurang mengerti menjadi pintar dan seterusnya.

Guru yang didambakan salah satunya adalah guru yang peduli kepada peserta didik. Hal ini perlu kita praktekkan kalau kita sebagai guru. Jangan dilihat kecilnya apa yang kita lakukan namun bentuk kepedulian kita kepada peserta didik. Merubah sesuatu menjadi lebih baik agar peserta didik mendapatkan kesuksesan. Sebagai seorang guru akan bangga apabila dikemudian hari mendengar peserta didiknya sukses menjadi pejabat atau sukses dalam kariernya. Dan kita yang sekarang sudah berhasil seharusnya juga jangan melupakan guru-guru kita peduli yang sudah mengajari, membimbing dan mengarahkan kita menjadi baik.


 

Lomba Blog Bulan Februari

Menulis Blog Jadi Buku

Tulisan hari ke 19

Penulis Agung Pramono

 

Kisah Awal Tahun (Sertifikat)


 

HAKEKAT GURU

HAKEKAT GURU Pengertian guru menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia memiliki arti orang yang mengajar. Jika profesinya mengajar baik di seko...